KOMPASIANA---Dalam bekerja dan meniti karier yang kita butuhkan tentu saja sikap profesional dari apa yang dikerjakan.
Meski pada rutinitas pekerjaan kita sedang baik-baik saja, tapi apakah pernah mengukur berapa nilai profesionalisme kita?
Sebagai contoh, seberapa sering kita dapat mengakui kekeliruan atas apa yang kita kerjakan tanpa mesti berkelit kepada atasan maaupun sesama teman kerja?
Hal ini tentu menunjukkan bagaimana kita bisa berbuat lebih baik dan bertanggungjawab pada pekerjaan lainnya di kantor.
1. Profesional di Linkedin, Amatir di Dunia Nyata
Linkedin merupakan media sosial yang biasa digunakan untuk menampilkan keahlian professional yang kita miliki.
Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang sedang membutuhkan karyawan baru di tempat kerja, hal pertama yang dilihatnya adalah Linkedin.
Terkait hal itu, Kompasianer Yudi Rahardjo sedang intens mengakses Linkedin miliknya karena tuntutan pekerjaan.
Akan tetapi sayangnya Kompasianer Yudi Rahardjo menemukan adik kelasnya dulu semasa kuliah menyematkan nama perusahaan yang dulu pernah beberapa kali dicoba untuk melamar dan gagal.
Adik kelasnya itu menganggap jika Linkedin sama saja seperti media sosial lainnya yang juga berada di dunia maya. Intinya, dia tidak bekerja di sana.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.