Ketiga tahap yang dijalankan sebenarnya membentuk mindset wirausaha secara berjenjang dan menempa karakter wirausaha yang sesungguhnya.
Baca juga: Pemerintah Kejar Target Rasio Wirausaha 3,9 Persen Tahun 2024
Jika dunia pendidikan Indonesia, di tingkat menengah dan tinggi, serius ingin mendesain dan menciptakan wirausaha dari proses pembelajaran yang tersusun secara sistematis, ketiga tahap model SEEM itu mestinya dapat dijadikan rujukan.
Sejauh pengamatan, euforia kewirausahaan di mayoritas sekolah dan universitas masih jauh dari sebuah rancangan kurikulum yang disusun secara matang.
Hura-hura acara kewirausahaan lebih kental ketimbang sebuah proses panjang dari nol yang menempa mindset dan mental calon wirausaha.
Belum lagi tambal sulam yang kerap muncul dari pemangku kepentingan terkait pendidikan kewirausahaan, seperti wacana mewajibkan pelajaran start-up digital masuk ke dalam kurikulum universitas sebagai mata kuliah wajib.
Belakangan Kemendikbud menyebutnya sebagai opsional, tidak wajib untuk semua mahasiswa.
Kembali ke acara yang diselenggarakan para mahasiswa dan siswa dalam rangka melahirkan wirausaha dari bangku pendidikan, akan selalu menjadi pemanis tanpa dapat memastikan apakah benar para peserta sungguhan ingin menjadi wirausaha, sekadar mengikuti tren atau semata tertarik pada hadiah yang ditawarkan dalam kompetisi itu. Kalangan pendidik kewirausahaan semestinya tidak membiarkan itu terjadi.
Franky Selamat
Dosen tetap Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara
Fianny Andrea
Mahasiswa Program Studi Sarjana Akuntansi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.