Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPO GoTo Dinanti Publik

Kompas.com - 04/06/2021, 12:40 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana GoTo untuk go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi salah satu daya tarik lain dari hasil kolaborasi Gojek dan Tokopedia.

Penjualan saham GoTo di bursa dinilai sebagai momentum bagi perusahaan untuk berbagi kepemilikan kepada masyarakat, sekaligus kesempatan terbuka bagi semua pihak menjadi bagian dari dua perusahaan platform digital karya anak bangsa itu.

Kepala OJK Institute Agus Sugiarto mengatakan penawaran saham GoTo kepada publik adalah bagian dari sinergi yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Baca juga: Ini Pembagian Kepemilikan Saham Goto, Siapa Paling Besar?

”Karena sudah ditunggu-tunggu juga oleh investor di pasar modal. Kami berharap jutaan masyarakat Indonesia bisa berpartisipasi memiliki Gojek dan Tokopedia ini sehingga setelah IPO bisa transparan, kinerja semakin baik, dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (4/6/2021).

Sementara itu, ekonom Digital LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Chaikal Nuryakin mengatakan GoTo bisa melihat beberapa perusahaan digital besar global yang melakukan IPO dan terdapat contoh sukses serta contoh sebaliknya.

”Contoh yang berhasil itu Facebook, Alibaba, dan SEA Group. Sedangkan contoh sebaliknya adalah Lyft, Uber, dan WeWork," ujarnya.

Berdasarkan riset yang dilakukan, Chaikal mengungkapkan alasan keberhasilan perusahaan digital saat IPO. Di antaranya adalah manajemen yang baik, mudah beradaptasi, dan bisa sesuai dengan ekspektasi publik, serta dukungan utama dari modal ventura atau investor sebagai bantalan bagi perusahaan.

Sedangkan, alasan yang gagal melakukan IPO adalah miskomunikasi kondisi riil perusahaan kepada investor, perusahaan tertutup terlalu lama, kinerja perusahaan tidak sesuai ekspektasi investor, tata kelola perusahaan tidak siap terhadap pengawasan publik, dan kurangnya persiapan untuk melakukan IPO.

Chaikal berharap GoTo bisa belajar dari dua contoh bertentangan dari IPO perusahaan-perusahaan digital global.

Baca juga: Jika GoTo Melantai di Bursa, Ini Dampaknya bagi Reksa Dana

 

Bagaimanapun, IPO memberikan sejumlah keuntungan antara lain sumber pendanaan yang tidak terbatas untuk mendukung ekspansi bisnis, meningkatkan citra perusahaan, penerapan tata kelola yang baik (GCG), insentif pajak, dan spillover (pengalihan) investasi dari investor dalam dan luar negeri.

”Sementara tantangan IPO termasuk bagi GoTo adalah menjaga performa perusahaan pasca IPO, mempertahankan kontrol dari pendiri perusahaan pada model klasifikasi saham saat ini, aturan yang lebih ketat misalnya audit keuangan, dan volatilitas makroekonomi,” ulasnya.

Sejauh ini, sentimen pasar terhadap rencana IPO GoTo terbilang positif dan menjadi indikator kuat penantian pasar terhadap saham perusahaan digital ini. Salah satunya tercermin dari peningkatan harga saham PT Telkom Tbk (TLKM) ketika anak usahanya yaitu PT Telkomsel berinvestasi di Gojek.

Perkembangan harga saham TLKM terlihat sejak pengumuman investasi Telkomsel ke Gojek pada 17 Oktober 2020. Saat itu, harga saham TLKM ada di level Rp 3.100 per saham dan dibandingkan penutupan perdagangan saham pada 2 Juni 2021 di level Rp 3.450 per saham maka naik sebesar Rp 350 per saham.

Dengan kenaikan sebesar Rp 350 per saham maka kekayaan pemerintah yang memiliki sebanyak 51,602 miliar saham TLKM bertambah sebesar Rp 18,06 triliun hanya dalam waktu sekitar 8 bulan.

Baca juga: Respons Merger Gojek-Tokopedia Bentuk Grup GoTo, Ini yang Dilakukan KPPU

Begitu pun yang dirasakan investor publik yang memiliki sebanyak 47,459 miliar saham TLKM merasakan capital gain sebesar Rp 16,61 triliun.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: OJK Institute: IPO GoTo dinanti publik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com