Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Mempersiapkan Masa Depan Anak | Mengelola Kemampuan Anak Disleksia Melalui Seni | Memahami Anak dengan ADHD

Kompas.com - 05/06/2021, 15:15 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Mendidik anak berkebutuhan khusus memang bukan hal yang mudah. Tidak jarang, sebagian orangtua maupun orang terdekat merasa bingung ketika harus berhadapan maupun menangani anak berkebutuhan khusus.

Pasalnya anak berkebutuhan khusus kerap kali mengalami keterbatasan baik secara fisik, mental, perilaku maupun emosional. Sehingga, mereka kesulitan dalam mengekspresikan apa yang mereka inginkan dan rasakan.

Oleh karenanya, orangtua maupun orang terdekat diharapakan dapat peka dan lebih terbuka terkait kondisi tersebut.

Meski anak berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan, namun jika bakat mereka dikembangkan secara maksimal dengan baik, maka bukan tidak mungkin mereka akan berprestasi.

Bagi Anda yang masih awam dalam anak berkebutuhan khusus, berikut Kompasiana telah merangkum terkait cara mendampingi dan mendidik anak berkebutuhan khusus

1. "Kids with Special Needs", Bagaimana Mempersiapkan Masa Depannya?

Anak merupakan karunia yang diberikan tuhan kepada orangtua. Memiliki anak yang sehat baik jasmani maupun rohani tentu menjadi dambaan ornagtua. Namun bagaimana jika anak yang terlahir justru memiliki keterbatasan?

Sebagaimana namanya, anak yang memiliki keterbatasan atau biasa disebut anak berkebutuhan khusus sebenarnya tak ada bedanya dengan anak normal.

Hanya saja, memang dalam beberapa aspek, menangani anak berkebutuhan khusus diperlukan usaha yang maksimal.

Itulah mengapa, orangtua harus lebih terbuka pemikirannya mengenai anak berkebutuhan khusus sejak dini agar saat anak tumbuh dewasa, mereka mampu beradaptasi di lingkungan dengan baik.

Selain itu juga, hal yang perlu dilakukan oleh orangtua ialah membangun kedekatan emosional dan mendukung anak mengembangkan talenta yang mereka miliki, supaya di kemudian hari anak memiliki life skill yang membuat mereka menjadi lebih produktif. (Baca selengkapnya)

2. Mengelola Kemampuan Anak Disleksia Melalui Seni

Disleksia merupakan gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Sehingga tak jarang anak disleksia sering kali dinilai sebagai anak malas atau bodoh.

Umumnya, belum diketahui secara pasti penyebab seorang anak mengalami disleksia. Namun, beberapa faktor seperti lahir prematur, keturunan atau infeksi pada masa kehamilan diduga memicu kelainan gen tersebut.

Meski dari penelitiann mengatakan hingga kini belum diketahui cara menyembukhkan kelainan akibat disleksia. Namun, dengan deteksi dan terapi sejak dini, anak disleksia dapat menjalani kehidupan normal bahkan berprestasi.

Kompasianaer Ima Rochmawati, membagikan kisahnya saat mengukuti seminar terkait disleksia yang disampaikan oleh psikolog.

Melalui pemaparan psikolog tersebut anak disleksia memang memiliki kesulitan dalam menjabarkan kalimat denga tepat, sehingga lawan bicara kerap kali kesulitan memahami maksudnya.

Oleh karenanya, mengajarkan seni kepada mereka merupakan upaya yang tepat mengajarkan anak disleksia berkomunikasi. (Baca selengkapnya)

3. Memahami Anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Anda tentunya pernah mengenal istilah anak sulit konsentrasi dan hiperaktif yang dalam bidang kesehatan dikenal sebagai ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).

Gejala ADHD umumnya muncul pada anak-anak sebelum usia 12 tahun. Adapun gejala yang paling umum meliputi kesulitan berkonsentrasi, impulsif dan hiperaktif hingga ketidakmampuan mengendalikan emosi.

Meskipun, ADHD tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, diagnosis dan pengobatan sejak dini dinilai dapat meringankan gejala ADHD. (Baca selengkapnya) | (FIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com