Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Nama Garuda Indonesia

Kompas.com - 06/06/2021, 10:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah dirundung masalah. Perusahaan terjerat utang hingga Rp 70 triliun. Selain itu, di kuartal III-2020, perusahaan juga mencatat rugi Rp 15 triliun.

Ditilik dari sejarahnya, Garuda Indonesia berawal dari kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949.

Bahkan, cikal bakal Garuda sudah ada sejak 1948, atau saat rakyat Aceh iuran mengumpulkan 20 kg emas untuk membeli pesawat Dakota C-47 dari Singapura yang menjadi pesawat pertama milik AURI.

Dikutip dari laman resmi Garuda Indonesia, Minggu (6/6/2021), dengan ditandatanganinya perjanjian KMB, maka Belanda wajib menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), termasuk maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij Inter Insulair Bedrijf).

Baca juga: Apa Saja Infrastruktur Peninggalan Penjajahan Jepang di Indonesia?

KLM-IIB merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih maskapai swasta K.N.I.L.M (Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij) yang sudah eksis sejak 1928 di area Hindia Belanda.

Namun lantaran keterbatasan modal dan personil dalam operasional pesawat terbang, Indonesia meminta Belanda ikut patungan dalam pendirian maskapai penerbangan.

Sehingga pemerintah Belanda lewat KLM, kemudian ikut memiliki saham dalam perusahaan yang kemudian diberi nama Garuda Indonesia Airwaiys.

Asal usul nama Garuda itu atas usul Presiden Soekarno, karena garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu dalam ajaran agama Hindu. Soekarno sendiri memang menyukai nama-nama yang berasal dari tokoh pewayangan.

Baca juga: PG Colomadu, Simbol Kekayaan Raja Jawa-Pengusaha Pribumi era Kolonial

Dalam mitologi Hindu, burung Garuda diceritakan sangat menyanyangi dan selalu berusaha untuk melindungi sang ibu. Garuda bertarung dengan naga yang menangkap ibunya.

Untuk membebaskan ibunya, Garuda diminta untuk memberikan Amertha Sari, air yang bisa memberika kehidupan abadi. Ia pun lalu berkelana mencari dan akhirnya bertemu dengan Dewa Wisnu.

Dewa Wisnu lalu memberikan amertha sari kapadanya dan selanjutnya Garuda menjadi tunggangannya.

Sikap yang tangguh dan kuat ini menginspirasi Sukarno untuk menjadikan Burung Garuda sebagai lambang negara, termasuk sebagai nama maskapai pertama Indonesia. Ini agar rakyat Indonesia memiliki semangat yang kuat untuk membebaskan ibu pertiwi dari para penjajah.

Baca juga: 7 Kota di Indonesia yang Dibangun Penjajah Belanda dari Nol

Sehari setelah peresmian pembentukan usaha patungan Indonesia-Belanda, 28 Desember 1949, pesawat Garuda Indonesian Airways digunakan untuk terbang perdana mengangkut Presiden Soekarno dan keluarga dari Maguwo, Yogyakarta, ke Bandar Udara Kemayoran, Jakarta.

Pesawat itu menggunakan logo Garuda Indonesia dan pada ekornya dicat bendera Merah Putih. Soekarno bersama Guntur, Megawati, dan istrinya yang sedang hamil, Fatmawati, menjadi penumpang penerbangan perdana Garuda.

Setahun kemudian, di tahun 1950, Garuda Indonesia menjadi perusahaan negara. Pada periode tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan armada dengan jumlah pesawat sebanyak 38 buah yang terdiri dari 22 DC-3, 8 Catalina kapal terbang, and 8 Convair 240.

Armada Garuda Indonesia terus bertambah dan akhirnya berhasil melaksanakan penerbangan pertama kali ke Mekah membawa jemaah haji dari Indonesia pada tahun 1956.

Baca juga: Mengenal Eigendom, Bukti Kepemilikan Tanah Warisan Belanda

Tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara di Eropa dilakukan dengan Amsterdam sebagai tujuan terakhir.

Meskipun sudah terbang sebelumnya, akta pendirian perusahaan ini dibuat tanggal 31 Maret 1950 dan tanggal 24 Maret 1954 perusahaan ini dinasionalisasikan, sehingga tak ada lagi kepemilikan Belanda di Garuda Indonesia hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com