Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Investasi Barang Mewah? Simak Tips Ini

Kompas.com - 06/06/2021, 16:33 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Juan menjelaskan, kamu perlu mempelajari seluk beluk barang mewah tersebut. Mulai dari nilai barangnya, histori di balik barang tersebut, dan lainnya.

“Jangan hanya termakan tren karena banyak artis yang sudah banyak menggunakannya,” tegasnya.

3. Analisa kebutuhan pasar di masa depan

Sebelum memutuskan berinvestasi, kamu perlu menganalisa kebutuhan pasarnya. Karena, kata Juan, tidak semua barang yang mahal bisa menjadi barang investasi.

Kamu bisa menganalisa, apakah di masa depan kamu jual kembali akan tetap mendapat nilai tinggi atau tidak.

Serta analisa juga, apakah barang mewah ini akan diminati oleh masyarakat luas di masa depan?

Baca juga: Mau Mulai Investasi? Simak Dulu Tips Ini

4. Beli di tempat atau orang yang tempat

Selanjutnya, kamu harus membeli barang mewah di tempat atau orang yang tepat.

“Ini merupakan cara kita untuk menghindari dugaan barang palsu atau barang illegal,” kata Juan.

Cari tahu di internet mengenai penjual terpercaya. Bahkan, cari harga barang yang cukup miring namun tetap barang original.

Selain itu, kamu bisa bergabung dengan komunitas pemilik barang mewah agar kamu mengetahui informasi barang mewah lebih lanjut.

“Di komunitas, kamu bisa belajar dari orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang ini (barang mewah),” jelasnya.

5. Pastikan membeli barang asli

Inilah fungsi dari mengecek dari seluk beluk barang mewah, karena kamu harus pastikan untuk membeli barang asli bukan palsu atau imitasi.

Karena, barang mewah tidak terlepas dari beredarnya barang palsu. “Hal ini bisa membuat investasi kamu sia-sia jika tidak mendapatkan barang yang asli,” ucap Juan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com