Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Kontraksi, Ekonomi Jepang Kuartal I 2021 Minus 3,9 Persen

Kompas.com - 08/06/2021, 08:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Kabinet Jepang mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Jepang masih mengalami kontraksi, yakni -3,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2021, lebih baik dari perkiraan awal -5,1 persen (yoy).

Data statistik yang direvisi itu mencatat penurunan pertama dalam tiga kuartal terakhir akibat terpukulnya pengeluaran swasta karena ada gelombang baru Covid-19.

Sementara secara kuartalan, PDB Jepang di kuartal I 2021 masih mencatat -1 persen, lebih baik dibanding ekspektasi sebesar -1,3 persen dan perkiraan median sebesar -1,2 persen.

Baca juga: LPEM UI: Kolaborasi Go To Ciptakan Stimulus Rp 35 Triliun ke Ekonomi RI

Berdasarkan laporan badan statistik sebelumnya, kontraksi ekonomi masih terjadi di kuartal I 2021 karena adanya gelombang baru wabah Covid-19. Gelombang baru menghentikan pertumbuhan yang sudah terjadi pada dua kuartal berturut-turut.

Kontraksi terjadi lantaran pemerintah mendesak warga untuk menahan diri dari makan di luar pada malam hari dan bepergian melintasi prefektur pada tanggal 8 Januari hingga 21 Maret 2021.

Akibatnya, konsumsi swasta turun 1,4 persen dari kuartal sebelumnya. Layanan makan turun 2,6 persen, barang semi-tahan lama seperti pakaian jadi turun 3,0 persen, dan barang tahan lama seperti peralatan turun 3,1 persen.

Keadaan darurat bukan satu-satunya penyebab lambatnya konsumsi masyarakat. Jepang mendapat bonus dari musim dingin yang lebih lemah. Bonus musim dingin turun 8,5 persen per tahun, penurunan terbesar sejak penurunan 14,9 persen pada 2009, setahun setelah krisis Lehman.

Selama kuartal I 2021, konsumsi pemerintah juga turun dari level tertinggi pada semester II tahun 2020. Pada tahun 2020, konsumsi pemerintah terus meningkat oleh kampanye perjalanan "Go To", alias program subsidi wisata.

Program subsidi wisata akhirnya dihentikan sebelum musim liburan akhir tahun 2020 yang menyebabkan wabah Covid-19 baru.

Kemudian setelah itu, Jepang memberlakukan keadaan darurat ketiga pada tanggal 25 April, ketika varian Covid-19 baru menyebar ke seluruh negeri, terutama di luar Tokyo. Dengan begitu, ekonom memproyeksi kontraksi ekonomi masih akan terjadi di kuartal II tahun jni.

Seberapa kuat rebound pada kuartal II 2021 sangat tergantung pada keadaan darurat. Jika keadaan darurat bisa diangkat pada akhir Mei, kontraksi kemungkinan tak akan dalam.

Tercatat, jumlah infeksi baru Covid-19 telah menunjukkan tanda-tanda penurunan ekonomi di Tokyo dan Osaka. Perbedaan situasi pandemi dan kecepatan peluncuran vaksin menyebabkan kinerja ekonomi bakal berbeda antardaerah.

Jepang sebetulnya telah berjuang meluncurkan vaksin. Namun, pasokannya masih terbatas dan kekurangan pekerja medis yang memberikan suntikan vaksin.

Baca juga: Pemerintah Pede Ekonomi RI Kuartal II-2021 Tumbuh hingga 8 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com