Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten Masduki: UMKM Jangan Lagi Jadi Ekonomi Marginal...

Kompas.com - 08/06/2021, 13:12 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ingin UMKM sektor pertanian tumbuh besar sehingga masuk ke sektor industri. Salah satu yang didorong yakni UMKM sektor pertanian kakao di Jembrana, Bali.

"UMKM jangan lagi sebagai ekonomi marjinal tapi kita dorong ke industrialisasi. Kalau di Jembrana kita harus besarkan industri kakao. Kita harus berani. Kita lihat peluang di daerah itu dan dorong ke sana. Kita harus mulai masuk industrialisasi," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta (8/6/2021).

Teten menyarankan, petani kakao dapat membentuk korporatisasi petani melalui koperasi. Menurutnya, korporatisasi tersebut dapat memperbaiki ekosistem UMKM yang menurutnya sangat perlu ditata dengan baik.

Baca juga: Dorong SDM Berdaya Saing, Maruf Amin Resmikan 1.014 BLK Komunitas

Namun kata Teten, saat ini terdapat permasalahan yang dihadapi para petani kakao di Kabupaten Jembrana. Salah satunya ialah memastikan biji kakao yang diproduksi memiliki standar mutu yang sama.

"Catatan saya misalnya di sektor pertanian, sulit di Indonesia ini untuk menghadirkan corporate farming yang modern, punya kapasitas produksi yang besar, produknya kuat, dan daya saing kuat. Karena petani kita perorangan dan berlahan sempit. Ini mesti diperbaiki," kata dia.

Teten menambahkan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan beberapa menteri untuk melakukan korporatisasi petani. Dengan terbentuknya korporatisasi petani, perbankan dapat dengan mudah memberikan pembiayaan kepada petani.

"Jadi bagaimana lembaganya diperbaiki baik dari korporasi dan koperasi dan terhubung dengan offtaker jadi pembiayaan mau masuk. Kenapa bank enggak mau membiayai? Karena sektor pertanian ini punya risiko tinggi. Tapi kalau dipastikan ada offtaker-nya, pasti bagus. Ini perlu ditata dengan baik," ucap Teten.

Baca juga: Simak, Berikut Syarat dan Cara Membuka Tabungan Haji BNI

Menurut Kemenkop UKM, komoditas kakao di Bali khususnya Kabupaten Jembrana merupakan komoditas kakao nomor satu di Indonesia. Hal tersebut bahkan sudah diakui saat Teten berkunjung ke Jember bahwa komoditas kakao terbaik di Indonesia merupakan kakao yang berasal dari Jembrana.

Teten menegaskan, dalam kondisi pandemi Covid-19, Bali harus bisa memanfaatkan pasar digital untuk memasarkan produk-produk khas Bali.

Hal tersebut dinilai akan mengobati kerinduan para wisatawan domestik dan mancanegara akan kuliner dan cinderamata khas Pulau Dewata tersebut.

Baca juga: Presiden Targetkan Wisman Masuk Indonesia Juli 2021, Ini Kata Sandiaga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com