KOMPASIANA---Pernahkah kamu kehilangan gairah setelah apa yang kamu cita-citakan selama ini sudah terwujud?
Hal tersebut sering dirasakan dan dipertanyakan banyak orang. Padahal, proses mencapai tujuan itu tadi dilakukan dengan luar biasa susah payah.
Alih-alih bersemangat untuk mencapai yang lebih besar lagi, gairah untuk mencapai itu justru mendadak hilang.
Ada satu istilah untuk menggambarkan kondisi demikian, overjustification effect namanya. Sebuah kondisi yang menyebabkan seseorang tidak lagi bersemangat atau bergairah setelah mendapatkan sebuah penghargaan.
Selain mengenai overjustification effect, ada juga pembahasan tip tawar menawar di pasar tradisional serta tugas konsevator yang merawat koleksi museum.
Berikut konten-konten menarik dan populer pada kanal Humaniora di Kompasiana:
1. Mengapa Kita Kehilangan Gairah terhadap Sesuatu Setelah Kita Mendapatkan Penghargaan?
Overjustification effect adalah satu fenomena kognitif yang sulit dihindarkan. Ini juga menyebabkan kita kehilangan passion dari hal yang selama ini justru kita kejar dan kita anggap sebagai tujuan.
Kompasianer Andesna Nanda berpendapat, overjustification effect ini adalah satu fenomena kognitif yang sulit dihindarkan sekaligus salah satu alasan di balik mengapa kita sering sekali mengeluh pekerjaan, padahal kita merasa passion terhadap pekerjaan tersebut.
Kehilangan passion tersebut bisa disebabkan karena kita sudah menerima penghargaan, dalam bentuk apapun, kemudian otak kita mengirimkan sinyal bias penghargaan tersebut adalah sebagai titik akhir.
"Padahal, seharusnya penghargaan tersebut menjadi titik pacu kita berikutnya. Overjustification effect juga adalah landasan utama peribahasa terkenal "uang tidak bisa membeli kebahagiaan," tulisnya. (Baca selengkapnya)
2. Tip Tawar Menawar di Pasar Tradisional, Tidak Hanya Ibu-ibu yang Bisa
Jangan salah sangka, kalau tawar menawar adalah kegiatan yang hanya membuang-buang waktu. Kegiatan tawar menawar menjadi asyik kalau kita memahami triknya.
Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang memiliki tip tawar menara di pasar tradisional. Pertama adalah pilih satu toko yang barangnya paling lengkap.
Setelah menemukan barang yang dicari, menurutnya, tidak perlu diteliti dulu agar terkesan tidak terlalu membutuhkan.
Setelah itu minta informasi berapa harganya. Lalu minta izin pamit, dengan alasan belum akan membeli sekarang, hanya sekadar ingin tahu harga.
Kedua, cari barang yang sama di dua buah toko lainnya di pasar tersebut. Pakai taktik pertama tadi yakni minta informasi harga.
"Dari tiga toko tersebut, bila harganya sama semua, berarti harganya standar," tulisnya. (Baca selengkapnya)
3. Tugas Konservator, Merawat Koleksi Museum dari Belakang Layar
Peraturan Pemerintah Nomor 66/2015 menyatakan Pengelola Museum wajib melakukan pemeliharaan koleksi yang dilakukan secara terintegrasi.
Pengelola Museum yang tidak melaksanakan pemeliharaan koleksi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Salah satu tenaga teknis yang ada di museum untuk merawat koleksi disebut konservator. Namun tidak semua museum wajib memiliki konservator sendiri.
Pekerjaan konservator sendiri sejatinya berada di balik layar. Tentu tidak semua orang tahu. Selama ini yang masyarakat tahu adalah koleksi di ruang pameran. (Baca selengkapnya) (IBS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.