Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Asing Kuasai 86,37 Persen Saham GoTo

Kompas.com - 09/06/2021, 16:14 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Merger Gojek dengan Tokopedia (GoTo) bukan hanya melahirkan konglomerat baru, namun memantik penasaran kepemilikan saham di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB), sebagai induk dari GoTo.

Mengutip data Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM yang dimiliki KONTAN, kepemilikan saham Aplikasi Karya Anak Bangsa, pemilik Gojek per 29 Mei 2021 dikuasai entitas perusahaan asing.

Dari penempatan modal senilai Rp 800,69 miliar, kepemilikan entitas lokal nyatanya hanya Rp 109,16 miliar. Ini setara dengan kepemilikan saham sebanyak 13,63 persen. Sisanya, sudah barang tentu para investor asing yang mengempit 86,37 persen saham Gojek.

Baca juga: Rencana IPO GoTo Dorong Pasar Modal Kembali Bergairah

Perusahaan investasi milik pemerintah Singapura: Temasek menjadi pemegang saham asing terbesar di GoTo dengan kepemilikan sebesar 9,02 persen. Kemudian disusul Google sebesar 7,73 persen saham. Lalu ada juga nama-nama besar perusahaan teknologi seperti Tencent dan Alibaba yang ikut memiliki saham GoTo.

Kendati tidak sebesar kepemilikan asing, ada beberapa perusahaan lokal yang ikut memiliki saham GoTo. Salah satunya adalah PT Astra International Tbk (ASII) yang mengoleksi saham Seri I, Seri J, dan Seri M berjumlah Rp 34,80 miliar, setara 4,34 persen.

Head of Corporate Communications Astra International, Boy Kelana Soebroto mengatakan, Astra masuk GoTo sebelum merger Gojek dan Tokopedia. Dengan kata lain, ASII menyuntikkan dana saat perusahaan itu masih berstatus pengelola Gojek.

ASII masuk Gojek tahun 2018 dan 2019 dengan setoran modal 250 juta dollar AS.

"Investasi Gojek merupakan salah satu inisiatif digital yang dilakukan Astra," ujarnya ke KONTAN, Selasa (8/6/2021).

Usai investasi tersebut, fokus ASII saat ini adalah menjalin kerja sama strategis dengan Gojek demi memastikan hasil yang terbaik.

Adapun bentuk kerja sama ASII dan Gojek adalah pendirian perusahaan patungan (joint venture) bernama Gofleet, perusahaan pengadaan dan penyewaan mobil.

ASII juga memastikan, merger Gojek dan Tokopedia menjadi GoTo tak mempengaruhi kepemilikan sahamnya di Aplikasi Karya Anak Bangsa . "Hingga saat ini Astra tetap menjadi pemegang saham Gojek," tandas Boy.

Baca juga: GoTo Tunjuk Jacky Lo Jadi CFO, Ini Sepak Terjangnya

Tak hanya Astra, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) juga memiliki saham Seri P di GoTp senilai Rp 44,56 miliar (5,56 persen).

Selain kedua perusahaan tersebut, ada 21 entitas lokal lainnya, baik perorangan maupun perusahaan yang memegang saham GoTo. Antara lain: Wiliam Tanuwijaya, founder Tokopedia, Nadiem Anwar Makarim, pendiri Gojek, lalu ada Kevin Bryan Aluwi, Haryanto Tanjo, dan lainnya.

Perusahaan Global

Direktur Eksekutif ICT Institute sekaligus Pengamat Teknologi Heru Sutadi menilai, banyaknya perusahaan asing menjadi investor karena GoTo sudah menjadi perusahaan global, bukan lagi milik anak bangsa.

Adapun, pengamat Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Joseph Matheus Edward menyebut, investor asing di GoTo menjadi cerminan bahwa posisi finansial asing sangat kuat.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com