Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Kaji Proyek Aerotropolis di Ibu Kota Baru, Apa Itu?

Kompas.com - 09/06/2021, 18:31 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) tengah mengkaji pengembangan aerotropolis di wilayah sekitar Ibu Kota Negara (IKN) baru.

Proyek aerotopolis di ibu kota baru ini dikaji bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ditandai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman bersama antara Balitbanghub dengan UGM terkait pengembangan Aerotropolis di wilayah sekitar Ibu Kota Negara Baru.

Penandatangan nota kesepahaman dilakukan antara Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara, Capt. Novyanto Widadi dengan Direktur Penelitian UGM, Mustofa disaksikan oleh Kepala Balitbanghub Kemenhub, Umar Aris dan Rektor UGM, Panut Mulyono.

Baca juga: Kemenhub Siapkan Sarana Prasarana Kenavigasian di Pelabuhan Patimban

Kepala Badan Litbang Perhubungan, Umar Aris menyampaikan bahwa salah satu ruang lingkup dalam kesepakatan bersama tersebut adalah penyusunan penelitian terkait pengembangan aerotropolis di wilayah sekitar Ibu Kota Negara Baru.

Melalui nota kesepahaman bersama ini, diharapkan dapat terjalin kerja sama yang strategis dan implementatif untuk kedua belah pihak sesuai dengan potensi dan keahlian yang dimiliki masing-masing.

Umar menjelaskan, aerotropolis merupakan pendekatan strategi baru dalam perencanaan bandar udara (bandara) dan penggunaan lahan komersial secara bersama-sama untuk memberikan keuntungan kepada bandara, wilayah dan negara.

“Sebelumnya, pada Mei 2019, telah ditandatangani MoU antara Menteri Perhubungan dengan Rektor UGM terkait Pendidikan, Pelatihan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat serta Pengembangan Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Manajemen di Bidang Transportasi,” ungkapnya, dalam keterangan resmi, Rabu (9/6/2021).

Baca juga: Kemenhub Buka Program Studi S2 Terapan Pelayaran, Tertarik?

Kerja sama antara UGM dan Kemenhub bukan kali pertama ini terjadi. Sebelumnya, pada tahun 2020 terdapat kolaborasi penelitian bersama UGM terkait dampak Covid-19 dan Pengembangan Prototipe Alat Ukur Beban Penggunaan Prasarana Perkeretaapian.

Sedangkan pada tahun 2021 terdapat 9 penelitian yang mencakup moda laut, kereta api, jalan, udara dan antarmoda.

Lebih lanjut, Umar menegaskan, salah satu kolaborasi penelitian yang saat ini juga tengah berjalan dan menjadi perhatian Menteri Perhubungan adalah kajian pengaturan pengoperasian waterbase dan seaplane di Indonesia.

Kajian tersebut dapat menjadi dasar acuan penyusunan peraturan dalam pengoperasian waterbase dan seaplane sehingga dapat membuka peluang pasar kedepannya, termasuk di sektor pariwisata.

“Balitbanghub mengemban tugas untuk melaksanakan penelitian pengembangan di bidang transportasi. Kami selalu berupaya melaksanakan penelitian yang dapat menjawab permasalahan dan tantangan sekaligus memberikan rekomendasi sebagai dasar pengambilan keputusan kebijakan yang solutif dan dapat memberikan manfaat,” jelas Umar Aris.

Baca juga: Kemenhub Mau Bangun Kereta Tanpa Rel di Jatim, Dikaji Bareng ITS

Sementara ity, Rektor UGM, Panut Mulyono menyampaikan rasa terima kasih karena telah mempercayai UGM menjadi partner kerja sama. Ia pun menyambut baik kerja sama yang akan dilakukan dalam pengembangan aerotropolis di wilayah sekitar Ibu kota Negara Baru.

“Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman bersama ini diharapkan kerja sama antara kedua belah pihak bisa semakin kuat. UGM bisa memberikan berbagai hal yang dimiliki dalam pengembangan perhubungan di Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Panut, semakin maju sebuah negara maka mobilitas masyarakat akan semakin meningkat. Meskipun saat ini mobilitas masyarakat menjadi terbatas akibat pandemi, tetapi kedepannya pergerakan manusia akan berjalan semakin intens.

Oleh sebab itu, menurutnya dibutuhkan peran Kementerian Perhubungan untuk mengurai persoalan kenyamanan, keamanan, dan ketepatan transportasi.

“Persoalan transportasi di lapangan harus terus dilakukan secara kontinu. Ditambah dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat maka diperlukan penyesuaian dalam pemanfaatan teknologi di bidang transportasi,” ucapnya.

“Melalui kerja sama antara ini diharapkan bisa mendorong terwujudnya transportasi yang aman, nyaman, cepat dan tepat waktu dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada,” sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com