Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Air Diplomacy: Indonesian Airways “Bayar” Pajak dengan Kapal Terbang

Kompas.com - 09/06/2021, 18:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA pertengahan tahun 1950, pemerintah Indonesia menghadapi sebuah masalah yang cukup serius dan dapat berpengaruh besar pada hubungan antar bangsa.

Ketika itu datang berita dari perwakilan Indonesian Airways di Rangoon, bahwa pemerintah Birma telah mengajukan kepada pemerintah Indonesia tagihan beban pajak yang harus dan belum dibayar oleh pihak Indonesian Airways selama beroperasi di Birma.

Seperti diketahui Indonesia dalam hal ini Indonesian Airways telah memulai operasi penerbangan sipil komersial pada awal tahun 1949 yang ber-home base” di Rangoon Birma.

Pengoperasian Indonesian Airways ini sebenarnya sama sekali tidak murni bertujuan komersial, karena yang dilakukan adalah menggalang dana untuk mendukung segenap upaya dalam usaha mempertahankan eksistensi kemerdekaan Indonesia.

Meminjam kata kata Air Commodore S. Suryadarma –KSAU pertama, Bapak AURI hal itu disebut sebagai: We have been flying our planes for patriotic purposes, and thus not for commercial ones.

Tentu saja tagihan pajak tersebut sangat mengagetkan pihak pemerintah Indonesia, karena sejauh diketahui dan selalu dipersepsikan bahwa Indonesian Airways dipandang sebagai alat perjuangan yang didukung sepenuhnya oleh pemerintah Birma. Lebih dari itu keberadaan dan peran Indonesian Airways juga sangat berguna bagi pemerintah Birma dalam mengatasi kesulitannya sendiri.

Baca juga: Garuda Indonesia Kembalikan Pesawat ke Penyewa, Call Sign Berubah dari PK ke VQ

Demikianlah, maka KSAU Komodor Suryadarma mencari jalan keluar yang win–win sifatnya agar persoalan serius dan sensitif itu dapat selesai. Ide dari Komodor Suryadarma adalah menghibahkan satu pesawat terbang Indonesian Airways yaitu RI-007 untuk Angkatan Udara Birma lengkap dengan cadangan spare parts yang memang cukup banyak disiapkan di Rangoon.

Setelah melakukan komunikasi maraton dan intensif dengan pihak terkait di jajaran pemerintahan Birma terutama dengan Bo Ne Win, Supreme Commander of the Burmese Armed Forces maka akhirnya dapat disepakati usulan hibah sebuah pesawat Indonesian Airways R.I 007 untuk Angkatan Udara Burma.

Dengan hibah satu pesawat lengkap dengan seluruh cadangan spare parts-nya, maka proses tagihan pajak terhadap Indonesian Airways dapat dibatalkan.

Dalam tindak lanjutnya kemudian Sekretaris Jenderal Kementrian Pertahanan R.I Mr.Ali Budiardjo di bulan Oktober 1950 mengirim surat kepada Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. Dalam surat tersebut dijelaskan mengenai proses hibah pesawat dan penyelesaian tagihan pajak Indonesian Airways.

Baca juga: Wamen BUMN: Penyakit Masa Lalu Garuda Indonesia, Sewa Banyak Pesawat dan Mahal

 

Berikut ini copy dari salinan surat tersebut :

KEMENTERIAN PERTAHANAN
Djakarta, 20 Oktober 1950.-
No. : Rah / 373 / 50
LAMPIRAN :
PERIHAL : Penjerahan kapal terbang Indonesian
Airways kepada Pemerintah Birma.-

Kepada : 1. J.M. Perdana Menteri
2. J.M. Menteri Luar Negeri

Seperti Jang Mulia mengetahui, maka selama perdjuangan R.I. di Djokdja, kapal2 terbang kita berpangkalan di Birma mengadakan transport udara bernama Indonesian Airways. Dengan demikian pemuda-pemuda kita di luar negeri dapat beladjar terbang dan keuangan dari Indonesian Airways tersebut selama itu dapat dipergunakan untuk membiajai beberapa perwakilan R.I. dan pendidikan Angkatan Udara di Indonesia.
Sekarang KSAU menerima surat dari Act. General Manager Indonesian Airways tersebut, ttg 12 Agustus j.b.l., memberi tahukan, bahwa pemerintah Birma berniat menuntut dari Indonesia Airways padjak antara Rs.235.000 dan Rs.477.500. Hal ini sebetulnya tidak diduga karena selama ini disangka, bahwa Indonesian Airways dipandang oleh Pemerintah Birma sebagai alat perdjuangan jang disokong sepenuhnja oleh Pemerintah Birma. Lain dari pada itu Indonesian Airways djuga sangat berguna untuk Pemerintah Birma dalam mengatasi kesulitannja sendiri.
Supaja kita tidak perlu mengeluarkan uang itu dan pula untuk mengeratkan hubungan baik dengan Pemerintah Birma, maka KSAU berhubungan informal dengan Bo Ne Win dengan menawarkan kapal terbang R.I. jang masih ada di Birma, ja’ni R.I. 007, dengan bagian2nja (assets) kepada Pemerintah Birma, dengan maksud supaja harga dari kapal terbang diperhitungkan dengan padjak. Harga tersebut direntjanakan kira-kira Rs.190.000. djadi memang seimbang dengan padjak jang mestinja dibajar.
Dalam surat kepada Komodor Suriadarma, Bo Ne Win menghargai baik geste ini.
KSAU sekarang berniat bertolak ke Birma untuk setjara formil menjelesaikan soal ini dan djuga sebagai “return visit” kepada Bo Ne Win, jang kira-kira satu bulan j.l. datang kemari.
Kami dapat menjetudjui usul dari Komodor Suriadarma ; tindakan ini hendaknja dilihat dalam hubungan memperkuat perhubungan kita dengan negara tetangga dan terutama dengan India dan Birma.
Kami mengharap putusan sangat segera dari Jang Mulia. Kebetulan Wkl. Duta kita di Rangoon, Sdr. Ali Algadri ada disini dan maksud Komodor Suriadarma untuk bersama dengan beliau berangkat ke Birma.

SEKRETARIS DJENDERAL
KEMENTRIAN PERTAHANAN

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com