Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkesan dengan Protokol Kesehatan di China, Luhut: Pejabat yang Melanggar Langsung Dicopot

Kompas.com - 10/06/2021, 13:42 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan baru saja kembali dari kunjungan kerjanya selama empat hari di China. Ia mengaku baru tiba tadi malam dan segera melakukan karantina sebagai salah satu protokol kesehatan setelah dari luar negeri.

"Maaf, saat ini saya sedang karantina karena balik dari China tadi malam. Jadi harus juga mematuhi masalah protokol kesehatan," kata dia saat memberikan sambutan dalam webinar Kementerian Perhubungan, Kamis (10/6/2021).

Baca juga: Luhut Ingin Vaksinasi Covid-19 Jadi 1 Juta Per Hari

Dalam kesempatan itu, Luhut mengatakan, ada pelajaran berharga mengenai penanganan Covid-19 yang didapatkannya selama kunjungan kerja ke Negeri Tirai Bambu.

Menurut dia, China sangat ketat dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Saya ingin share bagaimana mereka (China) ketat dan disiplinnya. Saya ulangi, ketat dan disiplinnya dalam menyelenggarakan semua program yang ada," kata dia.

Luhut bercerita, selama empat hari di China, dirinya tidak pernah bisa keluar dari hotel tempatnya menginap ataupun dari resort tempat pertemuan antara kedua perwakilan negara.

Kondisi ini pun terjadi kepada semua pejabat China yang turut serta dalam pertemuan Indonesia-China.

Baca juga: Koordinator Kerja Sama, Panggilan Resmi Pemerintah China untuk Luhut

Menurut dia, semua pejabat negara itu sangat patuh pada ketentuan yang ada, bahkan mereka siap langsung dicopot dari jabatannya jika melanggar ketentuan protokol kesehatan yang ditetapkan.

"Saya beri contoh, kami selama empat hari bertemu itu tidak pernah bisa keluar dari hotel, dari tempat resort pertemuan, dan semua dicek dengan baik. Semua pejabat-pejabat itu (China) patuh, dan pejabat yang melanggar ketentuan langsung diganti tanpa ada peringatan lagi. Kenapa? National interest. Jadi kalau kita berani seperti itu, national interest menjadi acuan, itu saya kira sangat baik," jelas Luhut.

Luhut bilang, dengan jumlah penduduk sebanyak 1,4 miliar itu, China superdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

Maka, tak heran bila negara itu bisa menangani pandemi Covid-19 dengan cukup baik.

"Jadi mereka itu superdisiplin, sehingga mereka bisa menangani Covid-19 di daerah mereka," imbuh dia.

Baca juga: Luhut Temui Menlu China, Ini 5 Kesepakatan yang Dicapai

Menurut Luhut, kedisiplinan itu perlu ditiru oleh Indonesia agar penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri bisa berjalan dengan optimal.

Maka, peran para pejabat di kementerian dan lembaga pemerintahan sangat diperlukan saat ini untuk mendorong kedisiplinan protokol kesehatan.

"Nah, kita harus mencontoh, karena sekarang juga kelihatan (kasus) Covid-19 menaik ke atas. Ayo kita semua harus saling mengingatkan, yang merasa jadi pemimpin, ayo kita bekerja dengan hati dan juga menyampaikan pesan-pesan ini karena ini menyangkut kemanusiaan," ungkap Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com