Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 10/06/2021, 23:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menilai meski ada sejumlah pihak yang tidak menyukai China karena berbagai alasan, namun negeri tirai bambu merupakan negara yang hebat karena merupakan produsen dua pertiga obat-obatan dunia.

"Kita kadang-kadang marah mengenai Tiongkok, China. Saya bilang kepada Anda, mereka luar biasa. Dua pertiga obat dunia, pharmaceutical (farmasi) itu diproduksi di Tiongkok," kata Luhut dilansir dari Antara, Kamis (10/6/2021).

Fakta tersebut pun mendorong pemerintah Indonesia untuk bisa mengambil peluang tersebut guna mendukung industri farmasi Tanah Air.

"Sehingga kemarin kami langsung membuat negosiasi untuk memproduksi (obat) di Indonesia," kata dia.

Baca juga: Koordinator Kerja Sama, Panggilan Resmi Pemerintah China untuk Luhut

Luhut sejak akhir pekan lalu melakukan kunjungan kerja ke Guiyang, China, untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia-China.

Luhut didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Wakil Menteri Keuangan Suahasil, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, dan Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk China Dino R. Kusnadi dalam kunjungan tersebut.

Luhut berharap, kerja sama produksi obat itu akan bisa memberi manfaat positif. Ia menuturkan, selama ini banyak negara lain yang maju dan berkembang dengan pesat. Sementara di Indonesia, masyarakat banyak meributkan banyak hal yang tak perlu.

"Kita asyik berkelahi, asyik ribut dan asyik mempertanyakan hal lain, kita jadi jalan di tempat. Saya minta kita manfaatkan peluang ini, untuk kita membuat yang terbaik buat negeri Indonesia yang kita cintai ini," ungkap dia.

Baca juga: Beli Mobil Baru Dapat Insentif Pajak, Belanja Sembako Bakal Kena Pajak

Ia juga memuji China dalam hal penerapan protokol kesehatan. Luhut mengatakan, ada pelajaran berharga mengenai penanganan Covid-19 yang didapatkannya selama kunjungan kerja ke Negeri Tirai Bambu.

Menurut dia, China sangat ketat dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Saya ingin share bagaimana mereka (China) ketat dan disiplinnya. Saya ulangi, ketat dan disiplinnya dalam menyelenggarakan semua program yang ada," kata dia.

Luhut bercerita, selama empat hari di China, dirinya tidak pernah bisa keluar dari hotel tempatnya menginap ataupun dari resort tempat pertemuan antara kedua perwakilan negara.

Baca juga: Kunjungan ke China, Ini Oleh-oleh Luhut untuk Indonesia

Semakin erat

Sebagai informasi, hubungan bilateral Indonesia-China semakin erat di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain tampak dari hubungan diplomatik, mesranya hubungan kedua negara juga tampak dari banyaknya proyek infrastruktur di Tanah Air yang dibiayai Beijing.

Kuatnya jalinan hubungan Indonesia-China bisa dilihat dari laman resmi Kementerian Luar Negeri China (www.fmprc.gov.cn) yang beberapa kali mengunggah acara kunjungan para pejabat Indonesia ke negaranya, termasuk Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Selain ditulis sebagai Menteri Koordinator, Kementerian Luar Negeri China juga menuliskan jabatan lain untuk Luhut, yakni sebagai Koordinator Indonesia Kerja Sama dengan China.

Selain itu, sebutan resmi lainnya pemerintah China untuk Luhut yakni utusan Presiden Jokowi.

Baca juga: Luhut Temui Menlu China, Ini 5 Kesepakatan yang Dicapai

Di laman resmi Kemenlu China, Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan hubungan kedua negara terus terjalin dengan erat dan menunjukan berbagai pencapaian positif.

"Kedua negara harus bekerja berdampingan, saling mendukung dan memperdalam kerja sama, yang memiliki arti strategis untuk menjaga perdamaian dan pembangunan regional, serta untuk meningkatkan stabilitas dan kemakmuran dunia," tulis Kemenlu China.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+