Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN EDUKASI KOMPASIANA] 5 Cara Menebak Soal Ujian | Benarkah Matematika Mengajarkan: Jika Bisa Dipersulit Mengapa Harus Dipermudah

Kompas.com - 11/06/2021, 19:34 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Mempelajari mata pelajaran jelang ujian bisa dilakukan dengan berbagai metode. Mulai dari mengevaluasi pelajaran dari awal bab hingga membuat ringkasan inti dari materi pelajaran.

Cara tersebut dinilai efektif untuk membantu menjawab soal-soal ujian yang akan keluar nantinya.

Selain cara tadi, sebenarnya ada cara lain untuk semakin memudahkan menjalani ujian yakni menebak soal.

Menebak soal ini bisa dilakukan dengan berbagai caral. Misalnya, perhatikan penekanan dosen atau guru dalam pada setiap sesi kelas.

Atau bisa juga dengan mengamati tren materi ujian dari tahun ke tahun.

Selain mengenai soal ujian, ada juga pembahasan tentang matematika dan bahasa Inggris.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana seputar dunia pendidikan:

1. Ini 5 Cara Menebak Soal Ujian, Sst...Jangan Sampai Guru dan Dosenmu Tahu!

Selain mempelajari mata pelajaran sebelum ujian, kita juga bisa mencoba untuk memprediksi atau menebak soal agar ujian yang akan dijalankan besok bisa lebih terasa mudah.

Kompasianer Bobby punya lima cara menebak soal berdasarkan pengalaman dan pengamatannya.

Pertama, kenali kata-kata kunci yang sering diulangi guru dan dosen

Materi yang penting tentu sering diberi penekanan oleh guru dan dosen. Kata-kata dan kalimat kunci akan sering diucapkan berulang kali agar siswa mengingatnya.

"Nah, catat apa saja kata-kata kunci yang sering ditekankan dan diulang di kelas.. Dalam beberapa pengalaman saya, peluangnya bahkan mencapai 90-100 persen," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Benarkah Matematika Mengajarkan: Jika Bisa Dipersulit Mengapa Harus Dipermudah?

Aturan matematika sangat berguna untuk mengerjakan soal. Meski untuk soal sederhana sepertinya aturan tersebut tidak perlu, untuk soal-soal yang kompleks aturan tersebut baru terasa manfaatnya

Kompasianer Yuli Anita menganalogikan seperti peraturan dalam masyarakat. Jika masalah yang timbul adalah masalah yang sederhana, biasanya cukup diselesaikan dengan cara sederhana pula, cara kekeluargaan.

Namun, jika masalahnya kompleks maka keberadaan tata tertib atau peraturan akan sangat terasa manfaatnya.

Lalu, benarkah matematika mengajarkan jika bisa dipersulit mengapa harus dipermudah? (Baca selengkapnya)

3. Menyesal Menjadi Mahasiswa yang Tak Bisa Bahasa Inggris

Kalau ada penyesalan yang sampai saat ini terasa, mungkin pengalaman Kompasianer Razib Ikbal bisa kita petik hikmahnya.

Menurut ceritanya, dia menyesal dan merasa menjadi mahasiswa yang sial ketika semester pertama. Sebab dia mulai banyak berhadapan dengan referensi bahasa Inggris.

'Penderitaannya' tidak sampai di situ, pada semester berikutnya dia masih harus berhadapan dengan ujian yang bernama bahasa Inggris.

"Itulah mengapa saya menyesal waktu sekolah dahulu tidak serius belajar bahasa Inggris dan seringnya tidur di kelas. Di kuliah, meskipun tidak kuliah jurusan sastra Inggris, kemampuan bahasa Inggris tetap diperlukan," tulisnya. (Baca selengkapnya) (IBS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com