Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTU Bakal Disetop, Harga Listrik Pembangkit EBT Diyakini Tak Lagi Jadi Masalah

Kompas.com - 11/06/2021, 20:25 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

Demi mendapat harga listrik yang kompetitif maka bisa diperoleh dengan mekanisme lelang skala besar yang kompetitif serta Power Purchase Agreement (PPA) yang terstandarisasi.

"Pemerintah perlu mendukung dengan regulasi yang dapat mengurangi resiko investasi dan meningkatkan bankability proyek EBT. Kalau tidak, susah pendanaannya," terang Fabby.

Perubahan dalam RUPTL 2021-2030

Merujuk draft RUPTL 2021-2030 yang diperoleh Kontan.co.id, terdapat sejumlah perubahan pada RUPTL kali ini terhadap RUPTL 2019-2028.

Dari sisi pertumbuhan listrik yang sebelumnya 6,4 persen disesuaikan menjadi 4,9 persen. Dengan turunnya proyeksi permintaan ini, maka beberapa COD pembangkit juga mengalami penyesuaian dari semula mencapai 56.395 MW menjadi sebesar 40.901 MW.

Transmisi menjadi 46.962 kms dari sebelumnya 57.293 kms dan gardu induk sebesar 74.512 MVA dari sebelumnya mencapai 124.341 MVA.

Adapun penambahan pelanngan diprediksi mencapai 25,8 juta pelanggan dari yang sebelumnya 16,9 juta pelanggan.

Selain itu, terdapat sejumlah proyek PLTU yang mengalami penyesuaian dengan kebutuhan sistem di sejumlah wilayah.

Baca juga: Masih Jauh dari Target, Pemerintah Optimistis Bauran EBT 23 Persen Dapat Tercapai

Untuk wilayah Sumatera antara lain, PLTU Sumut-2 (600 MW), PLTU Mulut Tambang (MT) Riau-1 (600 MW), PLTU Sumsel MT (350 MW), PLTU MT Banyuasin (240 MW), PLTU MT Sumsel-6 (300 MW) dan PLTU Lampung Ekstension (300 MW).

Untuk PLTU di Jawa, Madura dan Bali yang mengalami penyesuaian yakni ditunda karena menyesuaikan dengan kebutuhan sistem antara lain, PLTU Banten (660 MW) dan PLTU Jawa-5 (1000 MW).

Untuk wilayah Kalimantan, terjadi perubahan lingkup dan kapasitas untuk dua proyek yakni, PLTU Kalbar 3 yang pada RUPTL 2019-2028 direncanakan berkapasitas 2X100 MW dan COD pada 2025 atau 2026 bakal diganti menjadi PLTBase Kalbar dengan kapasitas 100 MW dengan target COD pada 2027 mendatang.

Selain itu, PLTU Kalbar 2 dengan kapasitas 2X100 MW dengan target COD pada 2022/2023 akan diganti menjadi PLTG/GU Kalbar atau Pontianak Peaker berkapasitas 2X100 MW dengan target COD pada 2024/2025.

Sementara pada wilayah Sulawesi juga mengalami perubahan lingkup dan kapasitas untuk PLTU Sulbagut 3 yang semula berkapasitas 100 MW dengan target COD pada 2027/2028 berubah menjadi PLT Base Sulbagut 3 dengan kapasitas 200 MW dan COD pada 2027/2028.

Kemudian, PLTU Bau-Bau 2 akan diganti dengan PLT Base Bau-Bau 2 dengan kapasitas yang masih sama sebesar 30 MW dengan target COD pada 2027/2028.

Selain itu, terdapat sejumlah proyek yang dimundurkan sesuai kebutuhan sistem yakni PLTU Sulbagut 2 (200 MW), PLTU Sulbagsel 2 (400 MW) dan PLTU Tolitoli (50 MW).

Sementara pada wilayah Maluku, Papua dan Nusa Tenggara untuk perubahan lingkup dan kapasitas terjadi pada PLTU Ambon/Waai yang meningkat kapasitasnya dari 30 MW menjadi 40 MW dengan target COD semula pada 2021 menjadi 2023, PLTU Ambon dengan kapasitas 50 MW bakal diganti dengan PLT Base Ambon dengan target COD pada 2030.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com