Unconventional #2: Industry shifters
Dalam inovasi, kita mengenal konsep medici effect, yaitu inovasi terjadi dari perbenturan berbagai bidang ilmu yang berbeda. Prinsip-prinsip beragam bidang ilmu yang digunakan bisa menciptakan suatu ide yang berbeda dari yang biasanya.
Hal serupa juga bisa terjadi pada mereka yang memiliki latar belakang ilmu berbeda dari bidang yang ditekuninya. Misalnya saja, seorang spesialis periklanan yang memiliki latar belakang ilmu komputer dengan minat pada data analytics.
Baca juga: Performa Kerja Lebihi Target, Karyawan Terbaik atau Cari Muka?
Ia bisa jadi aset yang sangat berharga bagi perusahaan periklanan. Sebab, dalam dunia periklanan, kita sebenarnya memang membutuhkan seorang ahli data untuk memahami profil dari target market sebelum merancang iklan yang tepat untuk mereka. Talenta tersebut tinggal sedikit belajar mengenai teknik-teknik periklanan untuk menyesuaikan diri.
Dengan kata lain, kandidat unconventional yang memulai kariernya di bidang tertentu, tetapi tiba-tiba berminat berganti haluan, sebenarnya bisa menjadi kandidat yang potensial.
Apalagi, bila mereka datang dari perusahaan yang memiliki tipologi pelanggan yang mirip. Logikanya mengenai pelanggan dapat menjadi nilai tambah. Kita sering berasumsi, kandidat seperti itu sudah memiliki pola pikir yang tetap. Ini memang bisa saja terjadi bila yang bersangkutan tidak memiliki sikap belajar.
Jadi, yang perlu ditelaah dalam tahap wawancara adalah apakah ia memiliki sikap seorang pembelajar. Bila ya, dijamin ia akan menjadi anggota tim yang andal dan melengkapi keahlian tim.
Unconventional #3: Workforce re-entrants
Kita sering melupakan karyawan lama yang sempat memiliki kontribusi positif pada organisasi, tetapi berhenti bekerja karena alasan tertentu. Misalnya saja, melahirkan anak yang dilanjutkan dengan tuntutan mengelola rumah tangga atau mengambil cuti panjang karena ingin melakukan suatu kegiatan berbeda sesuai minatnya.
Baca juga: Wawancara Kerja via Daring? Hindari 4 Kesalahan ini
Mereka bisa menjadi kandidat potensial yang dapat kita pertimbangkan untuk diminta bergabung kembali dengan organisasi. Melalui istirahat panjang yang diambil, individu-individu ini juga bisa membangun perspektif berbeda yang berguna bagi organisasi.
Mereka bisa jadi juga lebih tahan banting dan punya motivasi untuk bekerja sehingga dapat menjadi contoh bagi anggota tim lainnya.
Unconventional #4: Overqualified candidates
Manusia bisa berubah. Seorang eksekutif yang pernah bekerja di perusahaan multinasional terbaik di negeri ini sering kita golongkan sebagai orang yang overqualified karena memiliki paket remunerasi yang tidak terjangkau oleh perusahaan Anda.
Baca juga: Catat, Kandidat dengan 3 Sifat Ini yang Dicari saat Wawancara Kerja
Namun, tidak tertutup kemungkinan, ia juga berganti value. Dia ingin mendedikasikan waktu dan tenaganya kepada perusahaan yang memiliki kesamaan visi dengan dirinya, meskipun skala perusahaan itu lebih kecil dari tempatnya berada sekarang ini. Bisa saja itu adalah perusahaan Anda.
Jadi, kita perlu berhati-hati dalam menelaah pengalaman. Not all experience is created equal dan sudah waktunya kita menelaah sumber daya manusia dari keahliannya secara lebih mendalam, ketimbang sekadar pengalaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.