Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Kekhawatiran, 2 Startup Ini Kembangkan Produk untuk Berdayakan UMKM Indonesia

Kompas.com - 17/06/2021, 09:21 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia terus berkembang setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat total 62,9 juta UMKM pada 2017. Kemudian, jumlah tersebut meningkat menjadi 64,2 juta UMKM pada 2018.

Seiring waktu berjalan, jumlah UMKM tersebut terus mengalami peningkatan dari segi kuantitas bersamaan dengan pesatnya transformasi digital di Tanah Air.

Baca juga: Jeli Melihat Peluang, Wilson Sukses Bangun Bisnis Penyedia Suvenir Handuk dari Nol

Namun, dengan semakin banyaknya jumlah UMKM, maka tantangan yang mereka hadapi juga kian kompleks. Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi kurangnya kompetensi yang dimiliki sehingga sulit untuk bersaing dan minimnya fasilitas sebagai ruang untuk berkembang.

Kedua permasalahan tersebut ternyata cukup meresahkan beberapa generasi muda Indonesia. Berawal dari keresahan dan kekhawatiran itu, beberapa dari mereka pun mendirikan perusahaan rintisan (startup) yang fokus dalam pemberdayaan UMKM.

Kedua startup tersebut adalah PTS.sc dan Woobiz. Keduanya merupakan dua dari 20 startup terpilih pada program inkubasi intensif Startup Studio Indonesia batch pertama.

Baca juga: Berawal dari Modal Rp 200.000, UMKM Ini Berhasil Rambah Pasar Mancanegara

Adapun Startup Studio Indonesia merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk memajukan ekosistem perusahaan rintisan melalui penyediaan fasilitas akses bagi early-stage startup dalam mengembangkan potensi bisnisnya.

Diluncurkan pertama kali pada September 2020, Startup Studio Indonesia batch pertama telah melakukan mentoring dan coaching kepada 20 startup nasional terpilih yang disaring dari sekitar 668 startup.

Mengenal PTS.sc

Pemenuhan standar peraturan pemerintah, kurangnya efektivitas lokakarya atau pelatihan, dan masalah dalam mendefinisikan kompetensi inti menjadi beberapa kendala yang kerap dihadapi oleh pelaku UMKM.

Atas dasar itu, tiga pemuda Indonesia yang terdiri dari Dipta Imanto, Adrian Gilrandy, dan Mohammad Fahrul pun tersentuh untuk membantu pelaku UMKM. Akhirnya, mereka mendirikan startup dengan nama PTS.sc.

Co-Founder PTS.sc Adrian Gilrandy mengatakan, PTS.sc fokus mengembangkan produk direct-to-customer (D2C) dengan menyediakan solusi end-to-end supply chain yang mencakup sumber (sourcing) dan produksi, pengoptimalan supply chain, integrasi pasar, manajemen bahan baku, pengendalian mutu (quality control), dan pengiriman jarak jauh.

“Lanskap UMKM di Indonesia pada dasarnya terbagi dua. Pertama, UMKM yang berdiri berdasarkan kompetensi yang dimiliki, seperti desain dan marketing. Namun, di lain sisi mereka punya masalah dalam hal produksi dan mengatur inventaris produknya,” irujar pria yang akrab disapa Agil kepada Kompas.com, Selasa (15/6/2021).

Kedua, lanjutnya, terdapat UMKM yang ahli dalam hal produksi, tetapi sulit menemukan strategi penjualan ke pasar.

PTS.sc fokus mengembangkan produk direct-to-customer (D2C) dengan menyediakan solusi end-to-end supply chain DOK. PTS.sc PTS.sc fokus mengembangkan produk direct-to-customer (D2C) dengan menyediakan solusi end-to-end supply chain

“Faktor tersebut mendasari tujuan kami untuk mendorong kolaborasi antara pengusaha kreatif lokal dan pelaku UMKM. Kolaborasi ini memungkinkan mereka tetap fokus terhadap kompetensi yang dimiliki sekaligus memperluas jaringan dan kesempatan untuk berkembang,” jelas Agil.

Adapun beberapa layanan yang ditawarkan PTS.sc mencakup tiga pilar utama. Pertama, sourcing and production yang menyediakan jaringan supplier yang luas guna mendukung mitra UMKM memproduksi produk berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar.

Kedua, logistics and fulfillment untuk mengoptimalisasi efisiensi operasional dan inventarisasi dengan mengunakan sistem automate warehousing yang terintegrasi.

Baca juga: 30 Juta Pelaku UMKM Ditargetkan Masuk Digital di Tahun 2030, Ini Strategi Kemenkop UKM

Ketiga, order management yang menyediakan wawasan dan analisis komprehensif terhadap data penjualan dan penetrasi pasar untuk pembuatan keputusan bisnis yang tepat sasaran.

“PTS.sc fokus dalam mengintegrasikan perusahaan logistik, marketplace, webstore, dan platform point of sales (POS) dalam satu atap. Tiap bulannya, kami menangani lebih dari 300.000 pengiriman barang dan lebih dari 20.000 produk yang diproduksi melalui mitra supplier dan manufaktur PTS.sc,” ujar Agil.

Hingga kini, PTS.sc telah dipercaya lebih dari 100 brand yang menjadi customer dan memiliki lebih dari 1.000 mitra supplier serta manufaktur.

PTS.sc juga membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 15-20 persen month-of-month (MoM) dan lebih dari 100 persen year-of-year (YoY) secara organik.

Membantu lewat Woobiz

Selain permalasahan dari segi kompetensi, tak sedikit pelaku UMKM di Indonesia juga terbentur modal untuk memulai usaha.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Woobiz hadir menciptakan social commerce yang dapat memberdayakan individu dan memeratakan akses pendapatan di era ekonomi digital.

Sebagai informasi, Woobiz didirikan pada awal 2019 oleh Putri Noor Shaqina dan Rorian Pratyaksa. Mereka fokus memberikan fasilitas pada individual yang ingin menjadi pengusaha mikro.

Woobiz hadir menciptakan social commerce yang dapat memberdayakan individu dan memeratakan akses pendapatan di era ekonomi digital.DOK. WOOBIZ Woobiz hadir menciptakan social commerce yang dapat memberdayakan individu dan memeratakan akses pendapatan di era ekonomi digital.

Co-Founder Woobiz Shaqina mengatakan, pihaknya memiliki visi dan misi dalam meningkatkan perekonomian daerah serta membawa peluang bagi setiap orang, terutama perempuan.

“Jutaan perempuan di Indonesia memiliki penghasilan menengah ke bawah. Inilah yang menginspirasi kami membangun Woobiz. Sebagai platform agen penjualan, kami memberikan solusi bagi mereka yang membutuhkan fasilitas untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan berjualan dan membangun bisnis,” ujar Shaqina dalam sesi wawancara yang sama.

Harapannya, lanjut Shaqina, Woobiz dapat membantu perempuan Indonesia menjadi lebih mandiri dan memperoleh penghasilan sendiri.

Baca juga: Jokowi Targetkan 30 Juta UMKM Manfaatkan e-Commerce di 2024

Tidak hanya memberdayakan perempuan Indonesia dalam memperoleh pemerataan penghasilan, Woobiz juga memberdayakan pelaku UMKM lokal dengan memberikan akses berjualan melalui platform digital.

“Saat ini, terdapat lebih dari 300 brand partner yang tergabung di platform Woobiz dengan hampir 70 persen jumlahnya merupakan UMKM lokal dengan varian produk yang luas, seperti produk makanan, pakaian, dan kecantikan,”jelas Shaqina.

Selain itu, saat ini Woobiz telah memiliki lebih dari 20.000 mitra agen penjualan dan mencanangkan target untuk menjangkau serta memberdayakan hingga 1 juta orang pada 2024.

Baca juga: Usai Pandemi, Ledakan Startup Diyakini Bakal Terjadi

Dalam waktu dekat, Woobiz akan menambah segmen layanannya dengan merilis aplikasi baru yang memfasilitasi kebutuhan untuk transaksi mitra business-to-business (B2B), seperti warung, kios, dan outlet rumahan.

Dengan beragam solusi yang ditawarkan, baik PTS.sc maupun Woobiz pun telah berkontribusi membantu UMKM Indonesia terus tumbuh dan berkembang untuk meraih kebebasan finansial di masa mendatang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com