Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Hensel Davest Indonesia Soal Lonjakan Harga Saham

Kompas.com - 17/06/2021, 09:50 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perdagangan saham PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT) sempat dihentikan sementara (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Rabu (9/6/2021) lalu.

Hal itu dilakukan karena harga sahamnya yang melonjak tinggi sehingga perlu dilakukan cooling down.

Saham perusahaan teknologi ini memang sebelumnya terus melaju kencang selama 13 hari beruntun. Sepanjang 13 hari tersebut harga saham HDIT naik 383,11 persen, serta dalam sebulan naik 379,39 persen.

Baca juga: Kembangkan Bisnis Data Center, Perusahaan Hong Kong Menjadi Pemegang Saham Mayoritas di Indonet

Terkait pergerakan saham tersebut, Direktur & Sekretaris Perusahaan HDIT Ferdiana Tjahjadi mengatakan, perseroan menduga ada beberapa faktor yang membuat harga saham perseroan melonjak.

Di antaranya, secara umum saham-saham teknologi memang naik seiring dengan tingginya antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk digital di masa pandemi Covid-19.

"Saat ini masyarakat lebih memilih kurangi interaksi sosial dengan memanfaatkan teknologi dan digital yang berikan kemudahan dan kenyamanan karena dapat digunakan kapan dan di mana saja," ujarnya dalam paparan publik Rabu (16/6/2021).

Seperti diketahui, kinerja HDIT yang bergerak di sektor pengembangan aplikasi teknologi finansial (fintech) dan pendistribusian produk digital ini, cukup terdampak karena adanya kebijakan subsidi listrik di masa pandemi.

Kebijakan itu telah membuat penurunan transaksi produk listrik PT PLN (Persero) bagi pelanggan yang bersubsidi.

Saat ini sumber pendapatan perseroan memang masih disumbang oleh pembayaran online melalui aplikasi yang melayani pembayaran listrik, pulsa, telepon, hingga internet.

Baca juga: Lonjakan Transaksi Perdagangan Saham di RI Tertinggi se-ASEAN

Dengan adanya kebijakan pencabutan subsidi listrik oleh pemerintah, menjadi sentimen positif yang diyakini Ferdiana membuat harga saham HDIT melonjak signifikan beberapa waktu lalu.

"Sehingga dengan kebijakan itu, akan membuat perseroan yang selama ini memiliki pendapatan tertinggi dari pembayaran listrik PLN, juga nantinya akan ikut alami recovery kinerja operasional," jelas dia.

"Memang sejak Februari pemerintah sudah melakukan pengurangan atas subsidi tarif listrik, nah apakah itu yang menjadi salah satu yang memicu harga (saham) kami menjadi naik, melambung seperti saham-saham (teknologi) lainyna, mungkin kira-kira ini yang menjadi pemicu," imbuh Ferdiana.

Adapun suspensi saham HDIT di pasar reguler dan pasar tunai, telah dicabut oleh BEI pada perdagangan Kamis (10/6/2021) lalu.

Pada penutupan perdagangan Rabu (16/6/2021) kemarin saham HDIT turun 2,1 persen ke posisi Rp 700 per saham. Namun pada perdagangan pagi ini, Kamis (17/6/2021), harga saham HDIT dibuka naik 2.86 persen ke posisi Rp 720 per saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com