Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Aset Kripto Berkinerja Lebih Baik dari Bitcoin, Apa Saja?

Kompas.com - 17/06/2021, 15:26 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


NEW YORK, KOMPAS.com - Aset kripto paling populer saat ini adalah bitcoin dan ethereum.
Keduanya memiliki total valuasi mencapai 1 triliun dollar AS atau sekitar Rp 14.300 triliun (kurs Rp 14.300). Jumlah tersebut setara dengan dua pertiga dari keseluruhan valuasi pasar aset kripto yang mencapai 1,6 triliun dollar AS.

Padahal secara keseluruhan, saat ini terdapat lebih dari 10.000 jenis mata uang kripto yang diperdagangkan, berdasarakan data CoinMarketCap.

Dilansir dari CNN, Kamis (17/6/2021), bahkan mata uang kripto selain bitcoin dan ethereum yang kerap disebut sebagai koin alternatif atau altcoin, memiliki penggunaan yang spesifik untuk industri tertentu.

Baca juga: The Fed Proyeksi Kenaikan Suku Bunga di 2023, Harga Bitcoin Melemah

Hal tersebut berbeda dengan aset kripto kesayangan Elon Musk, dogecoin, yang mulanya diciptakan hanya sebagai lelucon atau meme di internet.

Setidaknya, ada dua altcoin yang disebut memiliki kinerja lebih baik ketimbang bitcoin atau aset kripto populer lain seperti ethereum dan dogecoin.

Keduanya saling berkaitan, dan umumnya digunakan oleh para pembuat konten (content creator) online, yakni Theta dan Theta Fuel.

Sepanjang tahun 2021 ini, harga Theta telah melesat 400 persen, sementara Theta Fuel melejit hingga 1.200 persen.

Keduanya berada dalam jaringan blockchain yang disebut dengan Theta Network. Jaringan tersebut bisa digunakan oleh pengguna PC dengan bandwith yang belum digunakan untuk berbagai layanan video streaming satu sama lain.

Imbal hasil dari berbagi layanan video streaming tersebut, para pengguna jaringan dapat menambang koin.

Theta pun mendapatkan dukungan yang kuat dari dunia media digita, termasuk di antaranya adalah salah satu pendiri Youtube, Steve Chen serta pendiri Twitch Justin Kan. Keduanya merupakan bagian dari dewan penasihat Theta.

Baca juga: Sebelum Beli Aset Kripto, Pahami Model Investasi dan Keamanan Tradingnya

Di sisi lain, beragam jenis altcoin lain juga mulai dilirik oleh komunitas mata uang kripto. Banyak dari investor pun menilai, saat ini adalah permulaan dari perkembangan banyak mata uang kripto alternatif.

"Saat ini masih permulaan dari jaringan blockchain. Banyak di antaranya yang masih dalam proses pengembangan," ujar pendiri sekaligus CEO Osprey Funds Greg King.

"Tak semuanya mencoba meniru bitcoin," jelas dia.

King mengatakan, ia saat ini sedang focus dengan dua jenis aset kripto, yakni polkadot dan algorand.

Menurut King, polkadot adalah jaringan blockhain yang membantu mengubungkandua jaringan yang berbeda dan menransfer koin di antara keduanya.

Baca juga: Ini Beberapa Negara yang Larang Mata Uang Kripto Bitcoin Dkk

Sementara algorand adalah sejenis aset kripto ramah lingkungan bila dibandingkan dengan bitcoin. Bitcoin sendiri saat ini tengah mendapatkan sorotan karena penggunaan energi untuk menambang yang cukup besar.

Bahkan bitcoin baru-baru ini mendapat kritik dari Elon Musk.

Menurut King, seharusnya investor lebih fokus pada jenis-jenis mata uang kripto alternatif seperti algorand dan polkadot. Sebab, keduanya memiliki kegunaan dan tidak terjebak pada tren seperti dogecoin.

"Aset kripto meme sedikit mengganggu, namun hal itu saya pikir merupakan salah satu bentuk dari kebebasan aset kripto," ujar dia.

Baca juga: Pernyataan Elon Musk Kerek Bitcoin ke Level Rp 570 juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com