Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Menyiapkan Dana Pensiun

Kompas.com - 19/06/2021, 13:23 WIB
Erlangga Djumena

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Di saat sudah tidak bekerja lagi, kita tidak bisa memperoleh penghasilan yang sama seperti yang didapat saat ini. Pernahkah kamu membayangkan seperti apa saat pensiun kelak?

Gaya hidup dan aktivitas pun juga tidak bisa sama seperti sebelumnya saat kamu masih bekerja. Namun, pengeluaran tidak ikut berhenti dan akan terus bertambah sesuai kebutuhan yang diinginkan.

Perencana Keuangan Finansialku, Adhita, CFP mengatakan, dana pensiun perlu disiapkan melalui perencanaan yang matang dan tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu pendek.

“Semakin lama kita melakukan persiapan tentu hasil yang didapatkan bisa lebih maksimal,” jelasnya.

Baca juga: BPJS Watch Berharap Pekerja Non-Formal Bisa Menjadi Peserta Jaminan Pensiun

Lalu, bagaimana cara menyiapkan dana pensiun? Berikut tips-tipsnya.

1. Pikirkan Hal yang Harus Dimiliki saat Pensiun Nanti

Pensiun memang memiliki arti tidak bekerja lagi, karena masa tugasnya sudah selesai. Namun, bukan berarti setelah pensiun hanya berdiam diri tanpa kegiatan sama sekali.

Adhita mengatakan, idealnya saat pensiun kamu sudah memiliki tiga macam aset, yaitu paper asset seperti taungan dan deposito sebagai sumber biaya hidup pensiun kamu, asset property yang bisa digunakan sebagai tempat tinggal tetap, dan aset bisnis sebagai kegiatan selama masa pensiun.

Sehingga, ketika pensiun nanti, kamu bekerja bukan untuk mencari penghasilan demi kebutuhan hidup lagi, namun sebagai aktivitas agar tidak bosan.

“Juga menghindari post power syndrom yang biasa menjangkit (orang) di masa pensiun,” katanya.

Baca juga: Pengertian Dana Pensiun, Manfaat, Fungsi, dan Jenisnya

2. Hitung Lama Pensiun

Pada dasarnya, dana pensiun yang perlu kamu siapkan harus bisa menutup jumlah pengeluaran selama masa pensiun sampai dengan sisa usiamu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika Indonesia, angka harapan hidup masyarakat Indonesia di tahun 2020, yaitu 73,46 tahun bagi wanita dan 69,59 tahun bagi pria.

Sehingga kata Adhita, bila seorang pria pensiun pada usia 50 tahun, maka harus menyiapkan dana pensiun untuk biaya hidupnya selama 15 tahun.

Setelah mendapatkan jangka waktu tersebut, kamu bisa menghitung berapa jangka waktu menabung dari saat ini hingga usia pensiun nanti.

Misalnya, saat ini kamu berusia 25 tahun dan akan pensiun di usia 50 tahun. Maka, kamu memiliki waktu menabung untuk menyiapkan dana pensiun selama 25 tahun.

Baca juga: Pensiun Dini Garuda, Berapa Besaran Kompensasi yang Diterima Karyawan?

3. Tentukan Gaya Hidup saat Pensiun Nanti

Kondisi terbaik pada saat pensiun nanti ialah ketika tidak memiliki tanggungan finansial keluarga karena anak sudah selesai sekolah, dan tanggungan kewajiban seperti cicilan KPR sudah beres.

Dengan tidak ada tanggungan, Adhita menyarankan untuk menyesuaikan gaya hidup dengan kondisi keuangan saat pensiun nanti.

Namun nyatanya, tidak mudah untuk mengubah standar hidup. Malah justru, ada keinginan untuk menikmati hidup saat pensiun

Misalnya, bisa liburan setiap tahun, merenovasi rumah, dan banyak impian lainnya sebagai self-reward setelah bertahun-tahun kerja.

Ada juga yang ingin memiliki bisnis atau pekerjaan sesuai passion sebagai kegiatan penghilang rasa bosan.

“Menentukan gaya hidup saat pensiun nanti adalah langkah awal dalam perencanaan dana pensiun,” jelas Adhita.

Setiap orang tentunya ingin yang terbaik, namun kamu perlu menyesuaikan lagi dengan kemampuan dan kondisi diri saat pensiun nanti.

Baca juga: Simak Batas Usia Pensiun PNS, TNI, dan Polri

4. Tentukan Jumlah Dana yang Dibutuhkan

Menurut Adhita, dalam membuat perencanaan pensiun secara mandiri tentu akan berbeda, karena tergantung dari kebutuhan dan gaya hidup setiap individu.

Misalnya, saat ini kamu bergaji sebesar Rp 10 juta. Kamu bisa mengira-ngira apakah saat pensiun, biaya hidup kamu setara dengan Rp 10 juta saat ini cukup atau tidak.

Bila sekiranya cukup, jelasnya, kamu bisa menghitung berapa nilai Rp 10 juta di masa depan dengan memasukkan inflasi dalam formula Future Value.

Secara sederhana, kamu bisa menghitung nilai di masa depan (Future Value) dari kebutuhan dana kamu selama masa pensiun nanti.

“Persiapan dana pensiun memerlukan perhitungan yang lebih mendalam,” sebutnya.

Baca juga: Pensiun Dini lalu Dikontrak Kerja lagi di Perusahaan yang Sama, Bagaimana Perhitungan dan Lapor SPT Pajaknya?

5. Berinvestasi untuk Dana Pensiun

Dalam persiapan dana pensiun, tantangan terbesarnya adalah mencari instrumen investasi yang mampu bersaing dengan inflasi namun tetap harus mempertimbangkan manajemen risikonya.

Adhita berkata, kamu bisa memilih instrumen untuk jangka panjang, seperti reksadana atau saham. Sistem investasinya pun bisa dilakukan secara bertahap dengan menyicil setiap bulannya.

“Bila sudah memiliki dana dengan jumlah besar bisa juga dilakukan sekaligus di awal (lumpsum),” ungkapnya.

Tentunya, pilihan instrumen investasi harus disesuaikan lagi dengan kondisi keuangan kamu saat ini. (Retna Gemilang)

 

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com