Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Garuda Indonesia, Persoalan Visi, Mental, dan Moral Bangsa

Kompas.com - 21/06/2021, 14:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA yang menjelaskan bahwa masalah Garuda Indonesia sekarang ini jauh berbeda dengan masalah yang dihadapi di tahun 1998.

Benar sekali di tengah pandemi maka seluruh maskapai penerbangan di seantero dunia mengalami kesulitan dan bahkan menuju ke kebangkrutan. Akan tetapi masalahnya sudah sangat terbuka bahwa pada era sebelum pandemi pun, Sang Garuda telah dan sedang mengalami masalah keuangan serius yang ditandai dengan banyak hal antara lain gonta ganti jajaran manajemen dalam waktu yang relatif singkat.

Jadi pandemi hanya sekadar mengangkat masalah Garuda ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Mungkin sesekali perlu juga kita melihat masalah ini dengan sedikit relaks agar dapat memperoleh gambaran yang jernih dari itu semua.

Di tahun 1950 an bangsa Indonesia dibawah kepemimpinan Bung Karno telah melihat bahwa salah satu cara untuk dapat dengan mudah dan cepat memperoleh dana segar bagi dukungan administrasi pemerintahan adalah melalui “penerbangan”.

Itu sebabnya antara lain dengan menggalang dana di antaranya dari para saudagar Aceh pemerintah dikala itu mengumpulkan uang untuk membeli pesawat terbang. Waktu itu tidak ada rute penerbangan di Indonesia yang dapat diandalkan untuk memperoleh keuntungan, maka dibentuklah Indonesian Airways sebagai maskapai penerbangan yang mencari “rute basah” di luar negeri dengan home base di Rangoon, Burma.

Indonesian Airways bukan Garuda, karena Garuda adalah meneruskan maskapai KLM sebagai implementasi salah satu hasil perundingan KMB. Maka berangkatlah pesawat Dakota Indonesian Airways menggalang dana perjuangan dengan melakukan misi operasi penerbangan sipil komersial di Burma.

Baca juga: Akankah Nasib Garuda Indonesia Sama seperti Merpati Airlines?

Pemerintah Burma pun sangat menyadari bahwa memang penerbangan itu menghasilkan pemasukan yang mudah dan cepat sehingga mereka tetap memungut pajak kepada Indonesian Airways.

Intinya adalah kita di tahun 1950-an telah memiliki visi Dirgantara dengan memanfaatkan dunia penerbangan sebagai salah satu sumber pemasukan dana bagi pemerintah. Tidak punya pesawat, patungan untuk membelinya dan tidak punya rute basah, mencari di luar negeri untuk memperolehnya.

Di tahun 1950-an itu pula Indonesia yang berwujud negara kepulauan belum memiliki Dewan Kelautan, akan tetapi sudah memiliki Dewan Penerbangan. Ini menjelaskan kepada kita semua bahwa pada awal kemerdekaan kita memiliki visi kedirgantaraan walau dunia penerbangan masih sangat sederhana, dan sekaligus pemerintah sudah melihat pentingnya institusi pemerintahan dalam mengurus soal soal penerbangan.

Sekarang ini setelah lebih dari 70 tahun kemudian, kita telah memiliki Maskapai Garuda yang sangat mentereng dengan ratusan pesawat dan jajaran pilot dan pramugari yang keren dan cantik cantik.

Kita juga telah memiliki rute penerbangan di dalam negeri yang sangat menjanjikan plus rute penerbangan haji dan umrah sebagai rute yang “pasti untung”. Namun yang terjadi adalah maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines (MNA) pelaku pada penerbangan perintis sebagai rute penerbangan pemersatu bangsa sudah terkubur entah kemana.

Garuda Indonesia kini tengah mengalami kesulitan besar yang terlihat sebagai sedang OTW mengikuti MNA. Industri penerbangan di Indonesia sangat menjanjikan, sayang nya keuntungan yang diperoleh selama ini sebagian besar dinikmati oleh para penjual dan penyewa pesawat di luar negeri.

Demikian pula peluang lainnya seperti counter trade ratusan pesawat, jasa pemeliharaan pesawat, asuransi dan banyak lainnya yang mengalir ke luar negeri. Kita memang cukup berbahagia memiliki ratusan pesawat dan puluhan maskapai walau semuanya dalam keadaan sulit keuangan.

Di sisi lainnya tidak terdapat satu pun institusi dalam jajaran pemerintahan yang khusus menangani masalah masalah penerbangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Whats New
Mudik Lebaran, Pertamina Jamin Stok BBM Aman

Mudik Lebaran, Pertamina Jamin Stok BBM Aman

Whats New
Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag: Kita Intip-intip Ini...

Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag: Kita Intip-intip Ini...

Whats New
THR Ojol,  InDrive Beri Insentif Khusus Lebaran 2024

THR Ojol, InDrive Beri Insentif Khusus Lebaran 2024

Whats New
Biar Makin Hemat, Manfaatkan Voucer Belanja Lazada Ramadhan Sale untuk Belanja Kebutuhan Ibu dan Anak

Biar Makin Hemat, Manfaatkan Voucer Belanja Lazada Ramadhan Sale untuk Belanja Kebutuhan Ibu dan Anak

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com