Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Meningkat, Sri Mulyani Tak Pede Ekonomi Tumbuh 8 Persen

Kompas.com - 21/06/2021, 18:56 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meralat ucapannya terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021.

Wanita yang akrab disapa Ani itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen pada kuartal II 2021 ini mungkin akan sedikit mengalami penurunan karena lonjakan kasus Covid-19.

"Waktu bulan lalu kami menyampaikan proyeksi kuartal II antara 7,1-8,3 persen seiring dengan kenaikan Covid-19 mungkin upper end-nya akan lebih rendah," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (21/6/2021).

Baca juga: Bank Dunia Revisi ke Atas Pertumbuhan Ekonomi RI Menjadi 5 Persen di Tahun 2022

Namun, dia tetap optimistis, ekonomi akan tetap tumbuh positif di semester I ini karena adanya faktor natural base effect.

Pada kuartal II tahun lalu, ekonomi terkontraksi -5,32 persen.

Faktor penunjang seberapa banyak ekonomi tumbuh dan pulih terletak pada vaksinasi dan pengendalian Covid-19 di Tanah Air.

"Kita tentu mengetahui bahwa kuartal selain rebound dan recovery, juga karena tahun lalu kuartal dalam sekali yaitu -5,3 persen. Jadi tentu di satu sisi suatu rebound atau natural based effect yang terjadi tapi di sisi lain juga menggambarkan memang ada geliat ekonomi," beber dia.

Sri Mulyani menuturkan, Indonesia perlu memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi global, namun tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kenaikan Covid-19 di dalam negeri.

Baca juga: Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen di 2022, Pemerintah Diminta Dorong Konsumsi

Tercatat, PMI global saat ini berada pada level 56,0, merupakan yang tertinggi sejak 11 tahun terakhir.

Kenaikan ini meningkat dari seluruh sisi, baik pemesanan barang baru, tingkat produksi output manufaktur, dan tingkat belanja atau pembelian manufaktur.

"Ini membuat harga komoditas meningkat dan melanjutkan peningkatan sejak awal tahun," beber dia.

Di sisi lain, pemerintah terus meningkatkan vaksinasi. Presiden RI Joko Widodo meminta kecepatan vaksinasi mencapai 1 juta dosis per hari.

Adapun sekarang, rata-rata pemberian vaksin mencapai 507.000 dosis per hari.

Baca juga: Vaksinasi Jadi Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 2022 Capai 5,2 Persen

Untuk itu, seluruh sumber daya akan fokus pada vaksinasi dan pembatasan skala mikro yang diperpanjang.

"Jadi sambil vaksinasi pemerintah menerapkan PPKM mikro, dan disiplin prokes akan diimplementasikan semakin ketat," pungkas Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com