Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Menghindari Investasi Kripto Bodong

Kompas.com - 22/06/2021, 05:27 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai akhir 2020 hingga awal 2021, investasi aset kripto menjadi buah bibir.

Sayangnya, animo masyarakat yang tinggi terhadap komoditas ini tidak dilengkapi dengan pengetahuan dan wawasan yang mumpuni.

Tak sedikit masyarakat yang akhirnya rugi besar karena tergiur iming-iming keuntungan yang menggiurkan dari investasi kripto bodong.

Baca juga: Kemenkeu Sarankan Investor Pemula Investasi di SBR010 ketimbang Aset Kripto

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing mengungkapkan bahwa pihaknya telah membekukan kegiatan dari 62 entitas aset kripto ilegal.

Modus yang digunakan investasi kripto bodong tersebut beragam.

Ada yang menawarkan bunga per hari, per minggu, hingga membuat sistem multi level marketing (MLM) seperti piramida.

Sehingga, makin banyak orang yang diajak, semakin besar pula keuntungan yang akan didapatkan.

Lantas, bagaimana caranya menghindari investasi kripto bodong?

Baca juga: Tindakan Keras China terhadap Penambangan Kripto Meluas

Mengutip dari siaran pers Zipmex yang diterima Kompas.com, Selasa (22/6/2021), berikut 5 cara menghindari investasi kripto bodong:

1. Berinvestasilah di Platform yang Terdaftar Bappebti

Pemerintah Indonesia telah melegalkan aset kripto sebagai komoditas aset investasi. Perdagangannya diatur oleh Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi.

Pada awal tahun 2021, Bappebti telah menetapkan 13 perusahaan calon pedagang fisik aset kripto, salah satu di antaranya adalah Zipmex.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk memulai investasi aset kripto, Anda disarankan untuk mencari tahu nama perusahaan itu di dalam daftar Bappebti tersebut.

Jangan membeli aset atau berinvestasi di perusahaan yang tidak terdaftar Bappebti. Sebab, akan besar kemungkinan dana Anda lenyap atau mungkin disalahgunakan.

Baca juga: Harga Bitcoin Menguat Tipis, Harga Aset Kripto Lain Masih Melemah

2. Pilih Aset Kripto yang Tepat

Sama seperti jenis investasi lainnya, Anda harus mengetahui seluk-beluk sebuah aset sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Sebelum memilih aset kripto, cari tahu terlebih dahulu fungsi dan tujuan pembuatannya. Setiap aset kripto pasti memiliki kegunaan (utility) yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang ada.

Cari tahu apa tujuan aset kripto tersebut, bagaimana caranya bekerja, dan seperti apa mekanisme dalam blockchain-nya.

Anda juga disarankan mencari tahu siapa pembuat aset kripto tersebut dan bagaimana rekam jejak mereka di masa lalu di bidang blockchain.

Seluruh informasi ini bisa Anda dapatkan dalam whitepaper yang dapat diunduh secara bebas di internet.

Baca juga: Mengenal 5 Aset Kripto dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar

3. Waspada Skema Ponzi

Skema Ponzi adalah salah satu modus penipuan paling marak yang terjadi di bidang keuangan. Bukan hanya dalam mata uang digital, tetapi juga mata uang fiat.

Modus operandinya menawarkan sejumlah keuntungan besar dalam rentang waktu singkat.

Dalam modus ini, tiap investor akan mendapatkan uang berupa keuntungan yang berasal dari setoran investor berikutnya, bukan profit dari bisnis yang dilakukan.

Sehingga, ketika tidak ada investor lain yang masuk, keuntungan Anda pun akan menghilang.

Untuk menghindari risiko ini, apabila Anda didekati secara langsung, pastikan Anda menanyakan informasi mendasar dari bisnis tersebut secara mendetail.

Baca juga: Bukti Kerakusan Penambang Kripto, Tiga Bulan Belanjakan Rp 7 Triliun

Biasanya skema Ponzi akan menutup dengan baik seluruh informasi perusahaan dari jangkauan investor.

Cari tahu juga ulasan-ulasan terkait perusahaan atau bisnis tersebut di forum-forum internet.

Jalin komunikasi dengan orang-orang yang pernah bergabung di dalamnya untuk mendapatkan informasi yang utuh sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

4. Edukasi dan Riset Mendalam

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Ketika berinvestasi aset kripto, modal utama yang perlu dimiliki investor dan trader adalah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Tanpa wawasan dan ilmu yang memadai, modal Anda dapat saja habis dalam sekejap.

Sebab, Anda berinvestasi tanpa strategi yang matang dan menempatkannya di tempat yang salah.

Oleh karena itu, disarankan untuk banyak belajar dan mencari tahu investasi aset kripto dengan tepat.

Baca juga: Waspada, Ini Ciri-ciri Entitas Kripto Bodong

Anda bisa mempelajarinya melalui tayangan channel YouTube atau mengikuti kelas yang diadakan media kripto atau komunitas.

Biasanya komunitas aset kripto seringkali membuat acara-acara khusus yang mengedukasi anggotanya dalam berinvestasi.

5. Bergabung dengan Komunitas yang Tepat

Aset kripto tumbuh dan berkembang melalui komunitas. Fenomena ini bisa dibilang sangat berbeda dengan jenis investasi lainnya.

Tak heran, komunitas pegiat aset kripto memiliki hubungan yang cukup erat satu sama lain.

Masing-masing pengguna biasanya saling bertukar informasi dan berbagi wawasan mengenai aset kripto.

Baca juga: Animo Masyarakat terhadap Aset Kripto Naik 50 Persen hingga Akhir Mei 2021

Oleh sebab itu penting bagi Anda untuk mencari komunitas yang tepat yang bisa menjadi tempat Anda untuk sharing atau berbagai informasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com