Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehatkan Keuangan, Garuda Indonesia Terus Dorong Pengembalian Pesawat ke Penyewa

Kompas.com - 22/06/2021, 07:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Dony Oskaria mengungkapkan, sebanyak 20 pesawat sudah di kembalikan perseroan kepada lessor atau pihak penyewa pesawat.

Ini merupakan langkah untuk menyehatkan keuangan maskapai pelat merah itu.

"Termasuk CRJ hari ini, secara total kurang lebih 20 pesawat yang sudah kami kembalikan (ke lessor)," kata Dony dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (21/6/2021).

Baca juga: [POPULER MONEY] Lowongan Kerja BUMN Berdikari | 1.099 Karyawan Garuda Indonesia Ajukan Pensiun Dini

Ia mengatakan, negosiasi dengan pihak lessor terus dilakukan untuk mengurangi beban sewa pesawat yang harus dibayarkan perseroan setiap bulannya, mengingat tak banyak pesawat yang perlu digunakan pada masa pandemi saat ini.

Dony bilang, saat ini Garuda Indonesia tengah bernegosiasi dengan salah satu lessor, dengan harapan sebanyak 7 pesawat bisa dikembalikan.

Garuda Indonesia diketahui memiliki 142 pesawat, yakni sebanyak 136 pesawat dengan status sewa dan 6 pesawat milik perseroan.

Terdiri dari jenis pesawat Boeing 777-300, Boeing 737-800, Boeing 737-8 Max, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900, CRJ1000 NextGen, dan ATR 72-600.

Dony mengatakan, pada kondisi pandemi saat ini Garuda Indonesia hanya membutuhkan 41 pesawat untuk beroperasi.

Baca juga: Ini Rute-rute Internasional yang Bakal Ditutup Garuda Indonesia

Artinya maskapai milik negara itu berharap bisa mengembalikan 101 pesawat kepada lessor untuk tak membebani keuangan perseroan.

Ia menjelaskan, permasalahan awal yang harus segera diselesaikan untuk menyehatkan Garuda Indonesia adalah lessor.

Sebanyak 142 pesawat Garuda Indonesia menjadi biaya tetap atau fixed cost yang harus dibayarkan perseroan setiap bulannya sebesar 80 juta dollar AS.

Menurut Dony, beban biaya leasing menjadi yang terbesar yakni 56 juta dollar AS.

Nilai ini bahkan sudah berhasil ditekan dari sebelumnya yang mencapai 75 juta dollar AS per bulan, hasil negosiasi ke lessor di tahun 2020.

Baca juga: Selain Pensiun Dini, Garuda Indonesia Akan Tawarkan Cuti di Luar Tanggungan untuk Karyawan

"Wajib kami bayar yang jadi fixed cost ini dengan total cost yang termasuk di dalamnya adalah leasing cost, MR (maintenance reserve) cost, juga ada maintenance yang harus kami siapkan kurang lebih 80 juta dollar AS per bulan," jelas Dony.

"Tapi kapasitas penumpang yang ada untuk size market hari ini hanya 41 pesawat cukup. Sehingga Garuda Indonesia menanggung 101 pesawat yang sebetulnya hari ini tidak kami perlukan tetapi secara buku kami catat. Selisihnya saja antara kedua ini kurang lebih 40 juta dollar AS sendiri," lanjut dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com