Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Berkat Embung, Produksi Petani di Rengasdengklok Meningkat

Kompas.com - 22/06/2021, 10:23 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Irigasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Rahmanto menyebutkan, embung yang dibangun pihaknya bagi Kelompok Tani (Poktan) Karya Mekar di Desa Karyasari, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Jabar) mampu mengairi 50 hektare lahan.

“Produktivitas padi sebelum ada embung (sebanyak) 6 ton per hektar. Setelah ada (embung), produktivitas naik menjadi 7,2 ton per hektar," papar Rahmanto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Selasa (22/6/2021).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pembangunan embung di Rengasdengklok tersebut memang bertujuan untuk membantu petani meningkatkan hasil produksi.

“Dengan embung, pasokan air di lahan pertanian diatur sedemikian rupa, sehingga produktivitas mereka terjaga. Embung ini untuk menjaga pertanian kita. Sektor pertanian tak boleh terganggu oleh apa pun," ujar Mentan SYL.

Baca juga: Kementan Targetkan Realisasi Serapan Anggaran Capai 40 Persen hingga Akhir Juni

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil menjelaskan, embung adalah bagian penting dari water management agar air mengalir dengan lancar.

“Saat musim hujan ataupun musim kemarau, embung inilah yang mengatur pasokan air agar terjaga dengan baik,” jelasnya.

Selain menjaga pasokan air, kata Ali, embung juga dapat mengatur debit air yang dibutuhkan petani.

“Embung ini bukan semata-mata soal air. Embung berkontribusi besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian, indeks pertanaman (IP), dan kesejahteraan petani yang menjadi tujuan utama pembangunan pertanian Indonesia," ujar Ali.

Baca juga: Bangun Food Estate Hortikultura di Jawa, Kementan Survei 2 Daerah Ini

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Hanafi mengatakan, pemenuhan kebutuhan air petani dengan menggunakan pompa air dirasa kurang efektif dan efisien.

Hal terjadi karena letak saluran air berada di bawah areal sawah.

"Dengan adanya bangunan embung, air dapat ditampung dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air secara efektif dan efisien," kata Hanafi.

Lebih lanjut, Hanafi mengatakan, hadirnya embung membuat petani tak perlu khawatir lagi saat dihadapkan dengan musim kemarau. Pasalnya, embung akan membantu memenuhi kebutuhan air di musim kemarau.

Adapun Ketua Poktan Karya Mekar Dedi Rohadi berharap, keberadaan embung tak hanya mengaliri sawah anggota poktan saja, tetapi juga dapat menggenangi sarang tikus yang berada di pinggiran saluran air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com