Garuda Indonesia memang menawarkan program pensiun dini yang pendaftaranya berlangsung selama 19 Mei-19 Juni 2021. Langkah ini diambil sebagai salah satu upaya menyehatkan keuangan perseroan.
Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, sudah sebanyak 1.099 karyawan maskapai pelat merah itu yang mengajukan pensiun dini.
"Memang ada 1.099 (karyawan ajukan pensiun dini) dan dari jumlah yang masuk itu kami melihat bahwa jumlah pilot yang mendaftar nampaknya tidak terlalu banyak," ungkapnya dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (18/6/2021)
Kendati demikian, jumlah karyawan yang memanfaatkan program pensiun dini itu masih di bawah harapan perusahaan. Manajemen berupaya untuk menyesuaikan jumlah karyawan dengan kemampuan operasional perusahaan.
Baca juga: Dirut: 1.099 Karyawan Garuda Indonesia Telah Ajukan Pensiun Dini
Sebab pada masa pandemi Covid-19 saat ini, jumlah pesawat Garuda Indonesia yang beroperasi pun sangat minim.
"Hasil yang masuk dari 1.000-an itu memang masih jauh di bawah harapan kami. Jadi kami akan ada penawaran-penawaran lain kedepannya yang akan kami diskusikan dengan teman-teman lainnya," kata dia.
Adapun rencananya pembayaran hak pensiun karyawan akan dilaksanakan mulai akhir Juni 2021. Namun, Irfan mengakui, saat ini perusahaan belum memiliki dana yang cukup untuk membayarkan hak para karyawan yang mengajukan pensiun dini.
Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan pembayaran hak tersebut secara bertahap dan menyesuaikan ketersediaan dana perusahaan.
Irfan bilang, sampai surat keputusan (SK) pensiun belum keluar, maka karwayan tersebut akan tetap berstastus karyawan dengan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama.
"Insyaallah akan mulai di akhir bulan ini dan kami berharap sampai akhir tahun ini bisa kami selesaikan," kata dia.
Menurutnya, upaya efisiensi yang dilakukan manajemen pada dasarnya bertujuan untuk menyelamatkan perusahaan yang mengalami krisis keuangan di tengah pandemi. Ia bilang, tak ada maksud jahat di balik penawaran yang diberikan perusahaan kepada karyawan.
"Yang jelas kami tidak punya keinginan sama sekali menzalimi karyawan. Kami juga tahu persis hari ini memang bukanlah waktu yang tepat untuk kemudian orang di paksa keluar, jadi kami memang perlu tahu juga bahwa kami mesti menjaga kepentingan bersama," pungkas Irfan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.