Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Langkah Jitu Memulai Investasi Bagi Investor Pemula

Kompas.com - 23/06/2021, 12:51 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berinvestasi kini menjadi kegiatan yang digandrungi masyarakat khususnya generasi muda di tengah Covid-19.

Meningkatnya literasi keuangan, terjangkaunya berinvestasi dengan modal yang minim, dan berbagai faktor pendukung lainnya, mendorong akselerasi pertumbuhan investor ritel di Indonesia. Walau demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para investor agar investasi yang dilakukan aman.

Founder & CEO IndoGold Amri Ngadiman mengatakan, di tengah meningkatnya kesadaran berinvestasi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh investor baru sehingga berinvestasi tidak hanya sekedar ikut-ikutan.

Baca juga: 5 Cara Menghindari Investasi Kripto Bodong

 

Terlebih lagi, kini produk investasi semakin beragam seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat.

“Prinsip dasar yang perlu diingat sebelum berinvestasi adalah mempelajari terlebih dahulu produk investasi yang ingin dipilih. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir risiko yang ditimbulkan dari produk investasi tersebut. Tidak hanya mengenali produk investasi, tapi dibutuhkan juga strategi yang tepat dalam berinvestasi sehingga keuntungan yang diharapkan dapat tercapai,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/6/2021).

Dia pun membeberkan ada 4 cara yang dapat diterapkan sebelum memulai investasi.

Investasi pada diri sendiri

Pertama disebutkan dia adalah berinvestasi pada diri sendiri. Dalam hal ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berinvestasi dahulu pada diri sendiri.

Maksudnya disini adalah membekali diri dengan pengetahuan seputar investasi. Memiliki pengetahuan yang benar seputar investasi dapat menjadi pondasi terkuat Anda dalam meraih keuntungan berinvestasi yang maksimal.

"Berbagai konten investasi kini dapat diakses secara gratis di berbagai platform digital. Selain itu, Anda juga dapat mengikuti pelatihan berbayar yang biasanya menawarkan pembelajaran yang lebih komprehensif mengenai investasi,"katanya.

Baca juga: Awas Tertipu Tawaran Investasi Bodong Lewat Grup Chat, Ini Pesan OJK

Gandeng Perencana Keuangan

Kedua, melakukan perencanaan keuangan yang baik. Dia menjelaskan, tujuan perencanaan keuangan yang baik adalah agar pendapatan aktif berupa penghasilan Anda dapat terkelola lebih efektif dan efisien.

Maka, Anda dapat menganggarkan dana untuk berinvestasi tanpa harus menggunakan dana dari kebutuhan penting saat ini ataupun berhutang demi investasi.

"Cara sederhana dalam menerapkan perencanaan keuangan adalah pembuatan anggaran bulanan serta mengevaluasi pengeluaran bulanan yang dilakukan. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui secara jelas pos pengeluaran bulanan yang akan dilakukan serta berapa dana yang dapat dianggarkan untuk investasi,"jelas Amri.

Menetapkan tujuan investasi

Tujuan investasi diperlukan agar dapat memberikan arah yang jelas serta motivasi untuk mencapainya.

Misalnya, apakah investasi dilakukan untuk menabung dana pendidikan anak atau menyiapkan pensiun dini.

Dengan begitu, Anda dapat menetapkan besaran dana yang dibutuhkan di masa mendatang sehingga dapat menghitung besaran investasi rutin yang perlu dilakukan dalam mencapai besaran dana tersebut.

Memilih produk investasi yang sesuai profil risiko

Menurut Amri, profil risiko dan kemampuan finansial tiap orang tentu berbeda-beda, oleh karena itu kita perlu mengenali diri kita lebih lanjut.

Bagi investor pemula, emas dapat dipertimbangkan sebagai salah satu instrumen investasi jangka panjang. Hal ini dikarenakan investasi emas merupakan aset yang aman (safe haven) serta harganya yang cenderung mengalami kenaikan dalam waktu panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com