Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN BAHASA KOMPASIANA] Masihkan Peribahasa Relevan dengan Kondisi Saat Ini?

Kompas.com - 23/06/2021, 14:56 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Apakah peribahasa yang dulu sempat kita dengar dan pelajari di sekolah masih relevan hingga hari ini?

Namun, ada yang perlu kita sadari: tujuan dari peribahasa itu tentu saja untuk menyadarkan manusia untuk bersikap dan berperilaku lebih baik.

Menurut KBBI, peribahasa sendiri diartikan sebagai kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu.

Oleh karena itu, lewat peribahasa, kita bisa mengungkapkan emosi secara tersirat atas maksud yang kita ingin utarakan kepada orang lain.

1. Menafsir Kultur Peribahasa

Dalam kehidupan sosial, tulis Kompasianer Hendra Setiawan, peribahasa yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, bisa memiliki tafsir yang berbeda ketika diciptakan.

Namun, ada hal penting yang kini perlu perhatikan dalam peribahasa, yakni menggairahkan kembali kultur budaya kita.

Dalam kultur Jawa, misalnya pendidikan tata krama, sopan-santun, moralitas, sebenarnya amat banyak.

"Dimulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, ada. Dimulai dari bayi lahir hingga orang meninggal, juga ada," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. "Mencintai Tak Harus Memiliki", Pepatah Patah Hati yang Terpatahkan

Pernahkah berpikir untuk memutuskan hubungan dengan seseorang, tetapi ingin memberikan kesan baik dan pemakluman?

Pepatah yang pertama pasti terbersit, tulis Kompasianer Indra Rahadian: "mencintai tak harus memiliki."

Tentu saja hal ini selain masih relevan dengan situasi dan kondisi di masa kini, "mencintai tak harus memiliki" lebih mudah dimengerti tanpa harus berpikir keras.

Namun, ada yang membuat Kompasianer Indra Rahadian pikirkan, bila ditelaah lebih dalam, apakah benar pepatah tersebut bermakna sesederhana itu? Bukankah peribahasa atau pepatah mempunyai makna tersirat?

Kata-kata motivasi zaman baheula, selalu mengaitkan antara cinta dan keikhlasan dalam menterjemahkan pepatah tersebut.

"Bila kita tidak berjodoh dengan seseorang, tetapi kita masih mencintainya. Maka kita harus ikut bahagia apabila orang yang kita cintai, bahagia dengan orang lain," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Manfaatkan Kardus Karton Bekas untuk Meningkatkan Kosa Kata Bahasa Inggris

Apa yang kita bayangkan jika membaca suatu kalimat yang terdiri 10 kata tetapi yang tahu artinya hanya 3 kata?

Kompasianer Gunawan S. menulis bahwa tentu saja kita tidak mengerti makna kalimat tersebut. Ini baru satu kalimat bagaimana dengan satu paragraph atau satu bacaan.

Dalam setiap ulangan, misalnya, debagian besar soal bahasa Inggris memang soal bacaan dan diharapkan siswa mampu memahami apa yang telah mereka baca.

Jika, lanjutnnya, kosa kata yang dikuasai jumlah minim sekali jangan harap siswa mampu memahami isi bacaan.

"Berikut 5 cara meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Inggris bagi siswa, terutama mengunakan sisa kardus karton bekas," tulis Kompasianer Gunawan S. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam konten menarik lainnya di Kompasiana lewat subkategori Bahasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com