Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset NielsenIQ: Tingkat Konsumsi Naik, Tren Pemulihan di Tengah Pembatasan Sosial

Kompas.com - 23/06/2021, 20:43 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia menunjukkan adanya tren pemulihan di tengah ruang gerak yang masih terbatas.

Berdasarkan riset NielsenIQ, tahun ini konsumen Indonesia lebih optimistis dibandingkan tahun lalu.

NielsenIQ mencatat, dari consumer confidence index terlihat adanya peningkatan dari 84 pada Juni 2020 menjadi 102 pada April 2021.

Baca juga: Jaminan Keamanan Digital Jadi Aspek Penting untuk Jaga Kepercayaan Konsumen

Menurut Associate Director Retailer Vertical NielsenIQ, Ernawati, keberadaan program vaksinasi tak dapat dipungkiri turut mendukung pemulihan di beberapa sektor.

Data yang dihimpun NielsenIQ, menunjukkan pembelanjaan rumah tangga mengalami pertumbuhan 7 persen di kuartal I tahun 2021, dibandingkan tahun sebelumnya pada kuartal yang sama.

Demikian juga dengan pengeluaran konsumen untuk hiburan dan rekreasi yang perlahan meningkat.

“Di tahun 2021 kami mengamati, pergerakan pemulihan di beberapa tempat belanja, baik modern maupun tradisional sudah mulai terjadi. Ini terlihat dari antusiasme konsumen pada periode hari raya 2021 juga lebih baik dari sebelumnya,” kata Ernawati secara virtual, Rabu (23/6/2021).

Ernawati mengatakan, para konsumen saat ini mulai bersedia melakukan pembelanjaan lebih awal dan lebih banyak dibandingkan periode hari raya di tahun 2020.

Baca juga: Optimisme Konsumen Terus Menguat, ini Buktinya...

Pertumbuhan belanja pada hari raya mencapai 9 persen di tahun 2021, atau naik signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar -6 persen.

Ia menambahkan, pertumbuhan belanja konsumen membuktikan adanya pemulihan, terutama untuk belanja di hari besar seperti Idul Fitri.

Dari sisi perilaku belanja rumah tangga, konsumen sudah mulai kembali berbelanja di sejumlah toko dan retail modern, di sisi lain e-commerce juga terus bertumbuh.

“E-commerce masih terus bertumbuh khususnya untuk konsumen kelas ekonomi atas. Namun, akses aksesibilitas kelas menengah dan kelas bawah atau untuk e-commerce masih terbatas. Terlepas dari channel apa yang dipilih konsumen untuk belanja,” jelas dia.

Senior Manager Consumer Intelligence NielsenIQ Nansita Basuki mengungkapkan, saat ini keamanan produk dan juga ukuran produk yang besar menjadi pilihan konsumen kelas menengah atas.

Baca juga: Video Viral Kurir Dimarahi Konsumen Saat COD, YLKI: Masyarakat Masih Gagap Teknologi

Hal ini ditambah lagi dengan penawaran yang menarik yang diberikan dari penjual.

“Berbeda dengan konsumen kelas menengah bawah yang memiliki potensi untuk berpindah ke merek yang lebih ekonomis karena mereka cenderung mengantisipasi peningkatan kebutuhan selama pandemic Covid-19,” ujar Nansita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com