Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Bergerak Zona Hijau di Sesi Pembukaan, Rupiah Betah Melemah

Kompas.com - 24/06/2021, 10:15 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis pagi ini (23/6/2021), berada di zona hijau.

Berdasarkan data RTI, pukul 9.24 WIB, IHSG menguat 16 poin (0,28 persen) ke level 6.051,30. Pada Selasa (22/6/2021) kemarin, IHSG ditutup pada level 6.034,54.

Adapun nilai transaksi yang diperoleh dari perdagangan sementara ini sebesar Rp 1,6 triliun dari 3,86 miliar lembar saham diperjualbelikan.

Baca juga: Perusahaan Teknologi Disarankan Segera Melantai di Bursa

 

Sebanyak 205 saham menguat, 189 melemah, serta 162 saham berada pada posisi stagnan. Sedangkan para investor asing di seluruh pasar melakukan aksi beli yang mencapai Rp 23,51 miliar.

Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper memperkirakan IHSG hari ini bakal melemah.

Faktor negatif yang mempengaruhi proyeksi melemah tersebut masih dikarenakan kenaikan kasus Covid-19 dari dalam negeri serta diberlakukannya pembatasan baru yang lebih ketat serta ada potensi pemulihan ekonomi akan melambat pada kuartal III 2021.

"Selain itu investor akan mencermati rilis data ekonomi dari Amerika Serikat (AS)," kata dia dalam prediksinya.

Pendapat yang sama juga dinyataan oleh CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya.

IHSG hingga saat ini masih sangat dipengaruhi oleh sisi perlambatan perekonomian yang masih terus menggelayuti sektor riil sehingga kinerja emiten yang disinyalir belum akan dapat membaik dengan cepat.

Baca juga: Catat, Bursa Kripto Indonesia Diluncurkan Akhir 2021

"Ditambah, dengan minimnya sentimen serta belum kunjung adanya capital inflow yang melaju signifikan masuk ke pasar modal, sehingga rentang konsolidasi belum akan ditinggalkan oleh IHSG, potensi penurunan terlihat lebih besar dibanding keinginan naik, IHSG berpotensi melemah," ujar William pada proyeksi tersebut.

Sementara di pasar spot, posisi kurs mata uang Garuda yakni rupiah terhadap dollar AS masih betah di teritori negatif.

Berdasarkan data Bloomberg, pukul 9.55 WIB, kurs rupiah berada di level Rp 14.445 per dollar AS atau turun 12 poin (0,09 persen) dari posisi sebelumnya 14.432 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com