Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham-saham Ini Berpotensi Dilepas BP Jamsostek, Apa Kata Analis?

Kompas.com - 25/06/2021, 11:17 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) meminta BPJS Ketenagakerjaan atawa BP Jamsostek membuat mekanisme cut loss secara jelas dan tegas pada investasi saham dan reksa dana.

Sebelumnya, mengutip Kontan.co.id, BPK menyarankan BPJS Ketenagakerjaan mempertimbangkan melakukan take profit atau cut loss pada saham-saham yang tidak ditransaksikan.

"Antara lain saham Salim Ivomas Pratama (SIMP), Karakatau Steel (KRAS), Garuda Indonesia (GIAA), Astra Agro Lestari (AALI), London Sumatera Indonesia (LSIP), dan Indo Tambangraya Megah (ITMG)," tulis BPK dalam laporan ikhtisar hasil pemeriksaan (IHPS) Semester II 2020 yang dikutip pada Rabu (23/6/2021).

Baca juga: BPK Minta BP Jamsostek Lepas Saham-saham Ini

Selain itu, BPJS diminta melakukan rekomposisi kepemilikan reksa dana guna mengantisipasi terjadinya ketidakstabilan kondisi pasar dengan mempertimbangkan risiko dan hasil investasi yang lebih optimal.

"Kemudian menyusun dan menerapkan langkah-langkah pemulihan unrealized loss secara rinci dan tidak hanya menggantungkan pada faktor uncontrollable seperti IHSG serta memulihkan likuiditas dan solvabilitas program JHT minimal pada angka 100 persen," ungkap BPK.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mencermati bahwa hal tersebut dapat meningkatkan volume penjualan serta menjadi sentimen pemberat untuk pergerakan harga sahamnya.

Akan tetapi, seberapa signifikan dampaknya tergantung dari banyaknya saham yang dilepas?

Secara fundamental, Wawan melihat beberapa saham memang mengalami kerugian, bahkan penurunan penjualan. Namun, menurutnya, selama bisnis yang dikerjakan masih berjalan, potensi kenaikan harga saham sebenarnya selalu ada.

Sepengamatannya, saham batu bara seperti ITMG dan saham-saham sawit seperti LSIP, AALI, dan SIMP berpotensi mencetak kenaikan, mengingat harga batu bara dan sawit cenderung mengalami perbaikan.

Baca juga: Ini Saham-saham yang Paling Terdampak Jika Ekonomi Kembali Lesu

 

"Terutama nanti setelah pemulihan ekonomi dunia pasca-pandemi," ungkap Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (24/6/2021).

Kendati memiliki peluang pertumbuhan harga, Wawan memperkirakan kemungkinan kenaikannya masih di bawah harga beli BPJS Ketenagakerjaan. Oleh karena itu, BPK cenderung merekomendasikan cut loss terhadap saham-saham tersebut.

Sesungguhnya, penurunan harga yang dialami oleh saham-saham itu bisa menjadi momentum mendapatkan harga murah. Dengan catatan, investor memiliki orientasi jangka panjang di atas lima tahun, serta harus siap dengan tren koreksi dalam jangka pendek.

Tidak jauh berbeda, Technical Analyst BCA Sekuritas Muhammad Syahrizannas mencermati bahwa usulan melepas enam saham ini dapat direspons negatif oleh pasar, sehingga bisa menjadi pemberat pergerakan harga enam saham itu dalam jangka pendek.

Saham-saham perkebunan seperti SIMP, LSIP, dan AALI umumnya masih memiliki kinerja yang baik. Khususnya, crude palm oil (CPO) seiring dengan tren penguatan harga yang mencapai lebih dari MYR 3.000 per ton.

"Ditambah dengan pemulihan ekonomi yang sudah membaik karena Covid-19, khususnya negara-negara tujuan ekspor sawit," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (24/6/2021).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com