Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Hubungan Rumah Tangga Lebih Harmonis dengan Membersihkan Rumah Bersama

Kompas.com - 25/06/2021, 17:14 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Pekerjaan itu akan terasa mudah jika dilakukan bersama-sama, seperti membersihkan atau merapikan rumah.

Meski penting dilakukan, membersihkan dan merapikan rumah itu melelahkan, makanya kita cenderung malas mengerjakan.

Agar kegiatan membersihkan dan merapikan rumah itu bisa dilakukan bersama-sama oleh orang rumah, bisa dicoba dilakukan dengan waktu yang jaraknya sedikit berjauhan tapi rutin: 1 bulan sekali, misalnya.

Itu baru satu hal, memotivasi anak untuk ikut beres-beres rumah itu lain hal. Lantas bisa dimulai dari mana, ya, untuk mengajak anak memberishkan rumah bersama?

1. Pentingnya Mengajarkan Kepada Anak tentang Pekerjaan Rumah Tangga

Pekerjaan rumah tangga merupakan pekerjaan yang dilakukan setiap hari untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah seperti menyapu dan mengepel lantai, mencuci, memasak dan pekerjaan lainnya.

Meski menjadi tanggung jawab orangtua, namun tidak ada salahnya jika mengajarkan pekerjaan rumah tangga kepada anak.

Untuk itu penting kiranya orangtua sekarang mengajarkan kepada anak untuk melakukan pekerjaan rumah tangga di rumah. Jadi, anak mesti terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri.

"Dulu waktu saya masih duduk di kelas 6 SD, saya harus berusaha melakukannya sendiri karena kedua orangtua bekerja hingga larut, dan saya di rumah sendiri," tulis Kompasianer Sri Pujiati.

Mulai saat itu pula Kompasianer Sri Pujiati belajar beres-beres rumah hingga memasak. (Baca selengkapnya)

2. Berbagi Pekerjaan Rumah adalah Salah Satu Indikator Keluarga Harmonis

Pekerjaan rumah itu memang terlihat sepele, jika ada yang dilihat dan perlu dikerjakan maka kerjakanlah.

Sebagai orang yang sudah berumah tangga, Kompasianer Meirri Alfianto akhirnya banyak tahu dinamika dalam hubungan rumah tangga terlebih perkara membersihkan rumah.

Piring kotor, misalnya. Istri ingin setiap kali selesai makan agar piring yang habis dipakai langsung dicuci, tetapi suami berpikir nanti saja lah kalau sudah agak banyak baru dicuci.

Perkara-perkara sepele seperti ini mungkin, tapi menurut Kompasianer Meirri Alfianto, kalau sudah menahun itu bisa lain cerita: pertengkaran dengan bumbu "piring kotor".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com