Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Atasi Kesenjangan Pendidikan dengan Dunia Kerja, Polteknaker Diminta Lakukan “Link and Match”

Kompas.com - 25/06/2021, 17:54 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Pembelajaran berbasis kompetensi bertujuan untuk membantu peserta didik memperoleh keterampilan dan pengetahuan. Dengan begitu, mereka mampu melakukan tugas sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Sementara itu, pembelajaran berbasis produksi berarti siswa terlibat dalam proses produksi sebagai bentuk konkrit teaching factory.

Program kegiatan Polteknaker kedua, menjalin kerja sama dengan industri.

Kerja sama industri tersebut berupa pengelolaan prakerin yang baik, magang (on the job training), pengelolaan kunjungan industri, rekruitmen tenaga kerja, penyelenggaraan kelas industri.

Baca juga: Mahasiswa, Kemendikbud Ristek Buka Program Magang Bersertifikat 2021

Untuk kegiatan ketiga adalah melakukan penyuluhan dan pembinaan dari stakeholder terkait dengan ketenagakerjaan.

Lulusan harus miliki kompetensi hard skill dan soft skill

Untuk diketahui, dunia usaha dan dunia industri berharap, lulusan memiliki kompetensi pada keterampilan hard skill yang sesuai dengan bidangnya.

Hal tersebut termasuk keterampilan soft skill berupa kompetensi sikap, kerjasama dan motivasi dalam dunia kerja.

Harapan itu pun menunjukan tiga masalah yang berkaitan dengan kesenjangan antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri.

Baca juga: 81,6 Persen Lulusan Polimedia Terserap Dunia Industri

Pertama, tantangan dunia usaha dan industri membutuhkan penyiapan tenaga kerja yang kompeten dan dibutuhkan.

Kedua, terdapat celah antara kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri dengan lulusan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi.

Ketiga, lulusan perguruan tinggi belum mempunyai dua kompetensi pokok yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri, yaitu kemampuan hard skill dan soft skill atau terkadang hanya salah satu yang dikuasai lebih baik.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Polteknaker dituntut untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat bekerja sesuai bidang keahlian.

Baca juga: Lewat 4 Pedoman Ini, Kemnaker Akan Akselerasi Polteknaker

Hal tersebut bertujuan untuk memperkecil jarak kompetensi antara lulusan Polteknaker dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

Untuk itu, proses pembelajaran di Polteknaker menuntut mahasiswa mempunyai tiga ranah kompetensi, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Polteknaker sendiri dituntut harus mampu menciptakan SDM yang dapat beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Dalam proses pembelajaran, Polteknaker bertugas sebagai pencetak tenaga kerja yang siap pakai. Begitu pula dalam pengetahuan dan keterampilan, peserta didik harus dibekali kompetensi yang sesuai dengan program keahlian masing-masing.

Baca juga: Di Tengah Pandemi, Sekjen Kemnaker Minta Mahasiswa Polteknaker tetap Antusias Belajar

Lulusan Polteknaker berperan dalam memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah.

Selain diharuskan menguasai kompetensi sesuai bidang, lulusan juga harus mampu melakukan pengembangan diri.

Hal tersebut sebagai upaya agar lulusan mampu berkompetisi pada saat ini maupun masa yang akan datang, serta menyesuaikan tuntutan dalam dunia usaha dan industri.

Oleh karenanya, Polteknaker membekali mahasiswa dengan kemampuan kognitif (pengetahuan) dan kemampuan psikomotorik atau keterampilan (skill).

Baca juga: Asah 6 Skill Berikut agar Pelaku UMKM Mampu Bersaing di Ranah Digital

Selain kedua kemampuan itu, adaptif juga dibutuhkan sebagai bekal untuk lulusan Polteknaker. Kemampuan adaptif adalah kemahiran seseorang melakukan penyesuaian dan pengembangan diri sesuai dengan perkembangan teknologi dan industri yang ada.

Adapun kompetensi adaptif yang diberikan berupa materi pengetahuan dasar di bidang teknologi sesuai dengan bidang masing-masing.

Sedia SDM berdaya saing internasional

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com