Bila sebelumnya hampir setiap hari makan lauk ikan dan daging sapi atau ayam, maka sekarang biasakan mengonsumsi tempe atau tahu. Atau bahan pangan murah meriah lainnya.
Selain itu, yang tadinya membeli bahan pangan bermerek, beralih ke yang non-merek atau curah. Hal yang terpenting kegunaan dan manfaatnya sama.
Apalagi ada rencana pemerintah memungut PPN (Pajak Pertambahan Nilai) untuk sembako premium. Andai nanti terealisasi, harga jual bahan pangan premium bisa jadi lebih murah.
Sementara bahan pangan curah alias non-premium yang umumnya ada di pasar tradisional dan warung-warung kelontong, tidak kena pajak.
Baca juga: Catat, PNS Dilarang Ambil Cuti Dekat Hari Libur Nasional
• Setop jajan di luar, mulai memasak sendiri di rumah
Kebiasaan yang bikin keuangan jebol tanpa kamu sadari biasanya jajan di luar, termasuk membeli makanan jadi. Terlebih makannya di restoran atau warung makan besar.
Coba deh ubah gaya hidup tersebut. Setop jajan di luar, dan mulai memasak sendiri di rumah.
Dengan bahan pangan seharga Rp 15.000 (sayur dan lauk), kamu bisa memasak untuk dua atau tiga kali makan sehari. Kalau beli makanan jadi, uang Rp 15.000 hanya buat sekali makan saja. Itupun di warteg bukan restoran.
Kemudian bawa bekal makan siang ke kantor. Jadi, godaan jajan di luar dapat tertahan karena akan merasa mubazir jika dibuang. Toh itu kan hasil masakanmu sendiri.
Baca Juga: 10 Tips Mengatur Keuangan Selama Jadi Pengangguran
• Beli bahan pangan di pasar tradisional
Keuntungan belanja di pasar tradisional, yakni harga yang murah dan bisa ditawar. Contoh dengan bujet Rp 15.000, kamu bisa dapat sepaket sayur sop Rp 5.000, tempe satu papan Rp 4.000, minyak goreng ukuran gelas Rp 3.000, bawang putih Rp 2.000, lada butir dan penyedap rasa Rp 1.000.
Harga jual di pasar tradisional tidak saklek. Masih bisa ditawar asal buang gengsi. Atau membeli bahan pangan sesuai anggaran.
Tetapi kalau kamu beli bahan pangan di supermarket, uang Rp 15.000 tentu tidak akan cukup.
• Bawa uang belanja dalam jumlah pas
Sebisa mungkin membawa uang pas dalam dompet sesuai kebutuhan atau anggaran belanja. Ini untuk menghindarimu dari pemborosan.