Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Curhat di Media Sosial | Mengabadikan Riwayat Hidup Melalui Jurnal Harian | Risiko Menjadi "Angel Listener"

Kompas.com - 27/06/2021, 10:29 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

Mungkin waktu masih sekolah dulu, aktivitas tersebut tidak asing dan dilakukan oleh sebagian orang. Namun, seiring perkembangan teknologi semakin berkembang, aktivitas ini semakin memudar.

Walaupun demikian, hal tersebut tidak membuat Kompasianer Irmina Gultom melupakan jurnal harian.

Ia memulai menulis buku harian sejak Janauri 2002 saat duduk di bangku kelas 1 smp dan masih berlanjut hingga sekarang.

"Saya memulai menulis buku harian sejak Januari 2002. Kira-kira kelas 1 SMP. Saat itu saya termasuk rajin dalam menulis buku harian. Hampir setiap hari", ungkapnya.

Jurnal harian yang ia tulis pun isianya beragam, mulai dari tentang sekolah, teman, keluarga, pencapaian, dan sebagainya.

Meski sekadar sharing, ia pun banyak mendapat ragam manfaat dari aktivitas menulis jurnal harian, salah satunya melatih kemampuan menulis.

"Jadi boleh dibilang, menulis jurnal harian secara otomatis akan membuat kita berlatih menulis yang baik dan benar. Apalagi kini saya juga menulis di Kompasiana yang memberi saya lebih banyak lagi pelajaran tentang menulis dan pastinya mempraktikkan kemampuan menulis saya. "paparnya (Baca Selengkapnya)

3. Pahami dan Hindari 4 Risiko Menjadi "Angel Listener" bagi Sahabat

Ketika teman memiliki masalah dan memilih Anda sebagai pendengar pertama, tentunya dalam diri terbesit keinginan untuk membantu sebisa mungkin menjadi angel listener.

Namun, menjadi angel listener ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena tak semua orang dapat menjadi pendengar yang baik.

Walaupun kehadiran sosok angel listener itu baik sebagai penolong, Kompasianer Indra Mahardika melihat bahwa nyatanya jika mereka terlibat terlalu sering sebagai pendengar, dalam jangka waktu lama justru akan mempengaruhi kesehatan mental.

"Ini karena kamu mencurahkan sebagian energimu untuk mendengarkan setiap keluh kesah si sahabat, berusaha menempatkan diri dari si sahabat tersebut serta berpikir keras untuk mencarikan jalan keluar atau solusi dari masalah yang dihadapi oleh si sahabat," ujar Indra Mahardika (Baca selengkapnya) (FIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com