Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Curhat di Media Sosial | Mengabadikan Riwayat Hidup Melalui Jurnal Harian | Risiko Menjadi "Angel Listener"

Kompas.com - 27/06/2021, 10:29 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Saat ini kehadiran media sosial tidak dapat lepas dari genggaman.

Selain sebagai sarana berkomunikasi dan hiburan, media sosial juga menjadi tempat curhat.

Adapun curhatan yang dibahas di media sosial pun beragam, rata-rata mengenai masalah kehidupan sehari-hari, seputar pekerjaan di kantor, konflik dengan keluarga, hingga masalah hubungan asmara.

Mengasyikkan? Betul sekali. Tetapi, bukankah lebih aman jika itu terjadi di buku diary?

Meski menuangkan keluh kesah di media sosial merupakan hak bagi setiap orang. Namun perlu diingat, curhat di media sosial ternyata dapat membawa risiko di kemudian hari.

Selain mengenai curhat di media sosial ada juga mengabadikan riwayat hidup melalui jurnal harian serta memahami dan menghindari 4 risiko menjadi "angel listener" bagi sahabat.

Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana:

1. Curhat di Media Sosial Tidaklah Salah, tapi Jangan Lupakan Hal Ini

Keberadaan media sosial sering kali dimanfaatkan sebagai wadah untuk curhat.

Tak jarang, aktivitas ini kerap digandrungi semua orang karena dapat membuat hati dan pikiran menjadi lega, apalagi jika curhatan yang diposting disambut dengan like dan komentar yang mendukung.

Kompasianer Deddy Husein Suryanto melihat bahwa fenomena curhat di media sosial itu sebagai pengobatan mental secara mandiri.

Namun, meski curhat di media sosial itu mengasyikan dan memunculkan perasaan lega, nyatanya hal tersebut dapat membawa dampak negatif dan membuat ketagihan.

Lalu, bagaimana untuk survive dari kebiasaan curhat di medsos? (Baca selengkapnya)

2. Mengabadikan Riwayat Hidup Melalui Jurnal Harian

Pembaca sekalian, apakah di antara kalian ada yang masih menulis buku atau jurnal harian saat ini?

Mungkin waktu masih sekolah dulu, aktivitas tersebut tidak asing dan dilakukan oleh sebagian orang. Namun, seiring perkembangan teknologi semakin berkembang, aktivitas ini semakin memudar.

Walaupun demikian, hal tersebut tidak membuat Kompasianer Irmina Gultom melupakan jurnal harian.

Ia memulai menulis buku harian sejak Janauri 2002 saat duduk di bangku kelas 1 smp dan masih berlanjut hingga sekarang.

"Saya memulai menulis buku harian sejak Januari 2002. Kira-kira kelas 1 SMP. Saat itu saya termasuk rajin dalam menulis buku harian. Hampir setiap hari", ungkapnya.

Jurnal harian yang ia tulis pun isianya beragam, mulai dari tentang sekolah, teman, keluarga, pencapaian, dan sebagainya.

Meski sekadar sharing, ia pun banyak mendapat ragam manfaat dari aktivitas menulis jurnal harian, salah satunya melatih kemampuan menulis.

"Jadi boleh dibilang, menulis jurnal harian secara otomatis akan membuat kita berlatih menulis yang baik dan benar. Apalagi kini saya juga menulis di Kompasiana yang memberi saya lebih banyak lagi pelajaran tentang menulis dan pastinya mempraktikkan kemampuan menulis saya. "paparnya (Baca Selengkapnya)

3. Pahami dan Hindari 4 Risiko Menjadi "Angel Listener" bagi Sahabat

Ketika teman memiliki masalah dan memilih Anda sebagai pendengar pertama, tentunya dalam diri terbesit keinginan untuk membantu sebisa mungkin menjadi angel listener.

Namun, menjadi angel listener ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena tak semua orang dapat menjadi pendengar yang baik.

Walaupun kehadiran sosok angel listener itu baik sebagai penolong, Kompasianer Indra Mahardika melihat bahwa nyatanya jika mereka terlibat terlalu sering sebagai pendengar, dalam jangka waktu lama justru akan mempengaruhi kesehatan mental.

"Ini karena kamu mencurahkan sebagian energimu untuk mendengarkan setiap keluh kesah si sahabat, berusaha menempatkan diri dari si sahabat tersebut serta berpikir keras untuk mencarikan jalan keluar atau solusi dari masalah yang dihadapi oleh si sahabat," ujar Indra Mahardika (Baca selengkapnya) (FIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com