Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Pemerintah Kembali Lelang Sukuk 29 Juni, Minat Investor Diprediksi Menurun

Kompas.com - 27/06/2021, 19:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan kembali mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk pada Selasa (29/6/2021).

Dikutip dari Kontan.co.id, dalam lelang kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif Rp 11 triliun, dengan satu seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara Syariah) dan lima seri PBS (Project Based Sukuk) yang akan dilelang.

Pada lelang sebelumnya, pemerintah berhasil mendapatkan penawaran sebanyak Rp 46,67 triliun, dan berhasil memenuhi target indikatif yang ditetapkan, yaitu sebanyak Rp 10 triliun.

Baca juga: Garuda Indonesia Kembali Tunda Bayar Bunga Utang Sukuk Global

PBS027 menjadi seri yang paling banyak mendapatkan penawaran masuk. Penawaran mencapai Rp 19,9 triliun, sekaligus menjadi seri yang paling banyak dimenangkan, dengan Rp 6,55 triliun.

Menurut Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf, berkaca dari lelang Surat Berharga Negara (SBN) sebelumnya, akan ada penurunan yang relatif minim di tengah kondisi market yang sedang volatil.

"Pasca pengumuman FOMC meeting, selain itu market juga agak khawatir terhadap kasus Covid-19 di Indonesia," kata Dimas kepada Kontan.co.id, Minggu (27/6/2021).

Ia juga melihat bahwa di kuartal I 2021, ada penurunan jumlah penawaran yang masuk jauh lebih besar, tetapi saat ini pasar menunjukkan bahwa mereka lebih percaya dengan Indonesia.

Jadi, apabila ada penurunan, menurut Dimas ini tidak akan besar turunnya dibanding lelang sebelumnya.

Baca juga: Pemerintah Lelang Sukuk Negara Besok, Cek Lagi Imbal Hasilnya

"Potensi penurunan ada, biasanya di tengah volatilitas market, jumlah bid yang masuk agak menurun tetapi mudah-mudahan turun sedikit, tidak jauh dari angka Rp 40 triliun. misalnya kemarin SBN hanya turun sedikit dari Rp 70 triliun, SBSN mudah-mudahan sama sih," ujar dia.

Untuk yield lelang sukuk nanti, Dimas melihat bahwa yield akan merefleksikan pasar.

Sehingga, ia melihat bahwa pasti ada kenaikan yield, tetapi itu sejalan dengan kondisi market yang mana yield sudah mengalami kenaikan.

Pada seri yang ditawarkan, Dimas melihat tenor pendek masih menjadi seri yang paling dimenangkan. Hal ini juga terkait dengan lelang sebelumnya, yang mana tenor pendek menjadi tenor yang paling banyak penawarannya.

"Masih mirip dengan sebelum-sebelumnya, jadi memang lelang banyak yang masuk menandakan likuiditas sangat banyak di market, terutama dari banking onshore, perbankan domestik, tetapi mereka cenderung masuk ke tenor yang agak pendek karena masih agak defensif," pungkas Dimas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Whats New
Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Rilis
Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Rilis
Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Spend Smart
Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Whats New
BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

Whats New
BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

Whats New
Beban BPJS Kesehatan untuk Penyakit akibat Polusi Udara Terus Meningkat

Beban BPJS Kesehatan untuk Penyakit akibat Polusi Udara Terus Meningkat

Whats New
Cara Bayar Tagihan Listrik via Shopee, Tokopedia, dan PLN Mobile

Cara Bayar Tagihan Listrik via Shopee, Tokopedia, dan PLN Mobile

Spend Smart
Proyek MRT, Terowongan Stasiun Bundaran HI-Thamrin-Monas Sudah Terhubung

Proyek MRT, Terowongan Stasiun Bundaran HI-Thamrin-Monas Sudah Terhubung

Whats New
4 Bank Gabung Layanan BI-FAST lewat Multi-Tenancy Infrastruktur Sharing

4 Bank Gabung Layanan BI-FAST lewat Multi-Tenancy Infrastruktur Sharing

Whats New
Koper Alissa Wahid Diacak-acak Petugas, Dirjen Bea Cukai: Jadi Bahan Masukan untuk Perbaikan

Koper Alissa Wahid Diacak-acak Petugas, Dirjen Bea Cukai: Jadi Bahan Masukan untuk Perbaikan

Whats New
Grup Modalku Dorong Bisnis UMKM dengan Penerapan ESG

Grup Modalku Dorong Bisnis UMKM dengan Penerapan ESG

Whats New
Stasiun MRT Bundaran HI Kini Telah Tembus ke Stasiun Monas

Stasiun MRT Bundaran HI Kini Telah Tembus ke Stasiun Monas

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+