JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan kembali mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk pada Selasa (29/6/2021).
Dikutip dari Kontan.co.id, dalam lelang kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif Rp 11 triliun, dengan satu seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara Syariah) dan lima seri PBS (Project Based Sukuk) yang akan dilelang.
Pada lelang sebelumnya, pemerintah berhasil mendapatkan penawaran sebanyak Rp 46,67 triliun, dan berhasil memenuhi target indikatif yang ditetapkan, yaitu sebanyak Rp 10 triliun.
Baca juga: Garuda Indonesia Kembali Tunda Bayar Bunga Utang Sukuk Global
PBS027 menjadi seri yang paling banyak mendapatkan penawaran masuk. Penawaran mencapai Rp 19,9 triliun, sekaligus menjadi seri yang paling banyak dimenangkan, dengan Rp 6,55 triliun.
Menurut Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf, berkaca dari lelang Surat Berharga Negara (SBN) sebelumnya, akan ada penurunan yang relatif minim di tengah kondisi market yang sedang volatil.
"Pasca pengumuman FOMC meeting, selain itu market juga agak khawatir terhadap kasus Covid-19 di Indonesia," kata Dimas kepada Kontan.co.id, Minggu (27/6/2021).
Ia juga melihat bahwa di kuartal I 2021, ada penurunan jumlah penawaran yang masuk jauh lebih besar, tetapi saat ini pasar menunjukkan bahwa mereka lebih percaya dengan Indonesia.
Jadi, apabila ada penurunan, menurut Dimas ini tidak akan besar turunnya dibanding lelang sebelumnya.
Baca juga: Pemerintah Lelang Sukuk Negara Besok, Cek Lagi Imbal Hasilnya
"Potensi penurunan ada, biasanya di tengah volatilitas market, jumlah bid yang masuk agak menurun tetapi mudah-mudahan turun sedikit, tidak jauh dari angka Rp 40 triliun. misalnya kemarin SBN hanya turun sedikit dari Rp 70 triliun, SBSN mudah-mudahan sama sih," ujar dia.
Untuk yield lelang sukuk nanti, Dimas melihat bahwa yield akan merefleksikan pasar.
Sehingga, ia melihat bahwa pasti ada kenaikan yield, tetapi itu sejalan dengan kondisi market yang mana yield sudah mengalami kenaikan.
Pada seri yang ditawarkan, Dimas melihat tenor pendek masih menjadi seri yang paling dimenangkan. Hal ini juga terkait dengan lelang sebelumnya, yang mana tenor pendek menjadi tenor yang paling banyak penawarannya.
"Masih mirip dengan sebelum-sebelumnya, jadi memang lelang banyak yang masuk menandakan likuiditas sangat banyak di market, terutama dari banking onshore, perbankan domestik, tetapi mereka cenderung masuk ke tenor yang agak pendek karena masih agak defensif," pungkas Dimas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.