Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Ini Jenis Reksa Dana Favorit Pilihan Investor Indonesia

Kompas.com - 28/06/2021, 11:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Untuk reksa dana campuran, secara historis juga merupakan jenis yang bobot sahamnya lebih banyak. Sehingga masuk ke kategori agresifnya. Total dari seluruh jenis di atas adalah 35,68 persen.

Dengan menggunakan alokasi di atas, secara sederhana bisa disimpulkan bahwa sekitar 64 persen dari dana investasi reksa dana ditempatkan pada jenis yang konservatif dan sekitar 36 persen pada jenis reksa dana yang agresif.

Jadi secara umum, bisa dikatakan bahwa investor reksa dana di Indonesia berdasarkan jumlah uang yang ditempatkan memiliki karakter yang lebih konservatif.

Strategi Aset Alokasi

Di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti, aset alokasi adalah strategi investasi yang lebih baik karena tidak semua investor memiliki keahlian untuk melakukan market timing yang baik.

Mencoba untuk masuk ketika harga turun dan jual ketika harga naik di jenis reksa dana yang agresif memang terdengar bagus, tapi sulit untuk mendapatkan orang yang mampu melakukan hal tersebut secara konsisten.

Untuk itu, membagi reksa dana ke dalam beberapa jenis yang berbeda dapat menjadi suatu pilihan strategi investasi yang lebih bijaksana. Yang sering menjadi pertanyaan, bagaimana cara untuk melakukan aset alokasi yang ideal?

Baca juga: Industri Reksa Dana Diyakini Masih Tumbuh Positif di 2021, Ini Alasannya

Pembagian aset reksa dana dapat mengikuti profil risiko, rekomendasi dari tenaga pemasar, bahkan yang sekarang lebih canggih yaitu menggunakan robo advisor. Namun jika anda mau ikut arus, pangsa pasar masing-masing reksa dana di atas dapat menjadi salah satu referensi.

Untuk ETF dan Reksa Dana Syariah berbasis sukuk mungkin agak sulit ditemui oleh investor reksa dana perorangan.

Untuk itu perlu disesuaikan dimana ETF dikategorikan sama dengan reksa dana indeks dan reksa dana syariah berbasis sukuk dikategorikan sama dengan reksa dana pendapatan tetap.

Dengan menggunakan angka di atas yang disesuaikan, salah satu referensi aset alokasi dengan mengikuti minat investor Indonesia secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

1. Reksa dana pasar uang 15-20 persen
2. Reksa dana pendapatan tetap 25 – 30 persen
3. Reksa dana terproteksi 15 – 20 persen
4. Reksa dana campuran 5 – 10 persen
5. Reksa dana saham 20 – 25 persen
6. Reksa dana Indeks 5 – 10 persen
7. Reksa dana dollar 2 – 5 persen

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com