Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Prinsip Utama Membangun Personal Branding Tanpa Pretensi

Kompas.com - 28/06/2021, 15:26 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Satu hal yang penting ketika kita sedang membangung citra diri atau personal branding yaitu kepercayaan diri saat proses itu sedang berlangsung.

Misalnya saat kita mengidentifikasi jenis passion. Melakukan sesuai passion akan terasa lebih mudah dalam membangun personal branding karena kita sendiri memang senang mengerjakannya alias tidak tertekan.

Oleh karena itu, akan terasa berbeda jika kita sekadar menempelkan sesuatu yang berbeda 180 derajat dengan kita.

Alih-alih orang percaya atas persona yang kita bangun, hal tersebut justru akan terasa aneh.

1. Cara Personal Branding Tanpa Pretensi

Kompasianer Johan Japardi mencontohkan dengan jelas bagaimana Mas Karmin, seorang pebisnis wedangan yang menurutnya berhasil membentuk personal branding.

Pertama, Mas Karmin ini menyukai rutinitas sehari-hari. Jika rutinitas sehari-hari dilakukan dengan sukacita, maka hasil akhirnya adalah sukacita juga, terlepas dari jam kerja maupun jam istirahat yang tidak lazim.

Apalagi setiap kali Kompasianer Johan Japardi datang ke warungnya itu, maka kesan keramahtamahan akan pertama yang dirasakannya.

"Memberikan keramahtamahan yang tulus tanpa membedakan pengunjung berkantong tebal maupun tipis," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

2. Prinsip Membangun Personal Branding

Jika seseorang ingin dikenal luas di tengah masyarakat, meningkatkan prestasi karir atau anda yang sedang mencari pekerjaan,maka personal branding ini sangat diperlukan.

Akan tetapi, dalam membangun personal branding ini tidak hanya semata-mata agar tetap eksis, melainkan memiliki nilai yang bermanfaat untuk orang lain.

Oleh karena itu, bagi Kompasianer Utami Budiasih setiap orang pasti memiliki keistimewaan, ia adalah bintang dan istimewa.

Memiliki visi yang jauh ke depan, akan membuat kita konsisten dalam membuat roadmap atau tahapan pencapaian.

Visi yang terbaik adalah value yang kita pegang kuat, jika kita terjatuh maka akan bangkit kembali.

"Jika membangun personal branding karena kepentingan sesaat, yakinlah jika suatu hari anda kecewa atau memiliki hambatan yang membuat depresi," tulis Kompasianer Utami Budiasih. (Baca selengkapnya)

3. Gagal Membangun Personal Branding? Ini Tips ala Sri Rohmatiah

Dulu, Komapsianer Sri Rohmatiah tidak begitu mementingkan personal branding. Baginya, ketika itu, hidup adalah hidup, jalani apa adanya.

Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata personal branding diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Orang mengenal diri kita karena memiliki ciri khas yang mudah diingat.

Slogan "jadilah dirimu sendiri" tampaknya tidak selalu bisa diterapkan dalam personal branding.

"Dalam kehidupan sehari-hari, kita tetap harus menunjukkan citra positif. Itu artinya kita harus bersikap baik jika ingin pandangan orang lain baik," tulis Sri Rohmatiah. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com