Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akuisisi, Indika Energy Beli 72 Persen Saham Nusantara Resources Senilai Rp 644 Miliar

Kompas.com - 28/06/2021, 19:16 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indika Energy Tbk (INDY) menambah sahamnya senilai 58,8 juta dollar Australia atau setara Rp 644,15 miliar (asumsi kurs Rp 10.955 per dollar Australia) di Nusantara Resources Ltd untuk mengambil alih atau mengakuisisi perusahaan tambang emas tersebut.

Indika Energy pun telah menandatangani scheme implementation deed untuk mengakuisisi Nusantara yang mengelola tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan melalui mekanisme scheme of arrangement.

Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan, rencana transaksi ini merupakan langkah strategis Indika untuk meningkatkan eksposur di sektor pertambangan emas dan memperkuat diversifikasi bisnis perusahaan.

Baca juga: Indika Energy Mulai Vaksinasi Gotong Royong Karyawan Secara Bertahap

"Transaksi ini merupakan langkah strategis Indika Energy untuk memperkuat diversifikasi bisnis di sektor non-batubara yang terus kami upayakan sejak 3 tahun terakhir. Kami berharap transaksi ini dapat menciptakan nilai jangka panjang yang menguntungkan bagi seluruh pemangku kepentingan," ujar Arsjad dalam keterangan tertulis, Senin (28/6/2021).

Indika Energy akan membayar 0,35 dollar Australia per saham untuk 168.041.107 saham yang belum dimiliki oleh perusahaan sehingga total transaksinya adalah sebesar 58,8 juta dollar Australia atau ekuivalen dengan 45,3 juta dollar AS untuk sekitar 72 persen saham di Nusantara.

Adapun rencana transaksi ini tunduk pada pemenuhan persyaratan, antara lain persetujuan pemegang saham Nusantara pada rapat umum pemegang saham yang rencananya akan diselenggarakan pada September 2021.

Selain itu persetujuan pengadilan di Australia, serta pemenuhan kondisi lainnya dalam dokumen sehubungan dengan rencana transaksi.

Rencana transaksi ini juga menerima dukungan penuh dari semua anggota Independent Board Nusantara.

Baca juga: Kuartal I-2021, Indika Energy Rugi Rp 135,7 Miliar

Indika Energy melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI), saat ini memiliki sekitar 28 persen saham di Nusantara, serta kepemilikan saham secara langsung di PT Masmindo Dwi Area (Masmindo) yang mengelola tambang emas Awak Mas sebanyak 25 persen.

Melalui transaksi ini, Indika Energy akan mengendalikan Masmindo sepenuhnya sehingga secara efektif meningkatkan eksposur perusahaan di sektor pertambangan emas.

"Sejak kami melakukan investasi awal di akhir 2018, reserves dan resources daripada Masmindo sudah meningkat sebanyak 34 persen dan 18 persen yang sekarang berada di level 1,5 juta ons dan 2,35 juta ons. Kami percaya prospek emas ke depan masih baik,” jelas Arsjad.

Sebagai bagian dari langkah strategis, anak perusahaan Indika Energy yaitu PT Petrosea Tbk (Petrosea) juga terlibat di dalam proyek Awak Mas untuk menyinergikan usaha dalam rangka penciptaan nilai.

Petrosea bertindak sebagai kontraktor untuk pengerjaan Front End Engineering and Design (FEED) yang akan dilanjutkan dengan negosiasi pengerjaan Engineering, Procurement and Construction (EPC).

Baca juga: Indika Energy Catatkan Rugi Rp 1,7 Triliun di 2020

Sekedar diketahui, Nusantara adalah perusahaan pertambangan emas yang terdaftar di Australian Stock Exchange (ASX) dengan proyek utama yaitu Proyek Awak Mas.

Proyek ini ditemukan pada 1988 dan telah melakukan sekitar 135 kilometer pengeboran yang terdiri dari 1.100 titik bor.

Awak Mas merupakan perjanjian Kontrak Karya Generasi ke-7 dengan pemerintah Indonesia.

Masmindo memiliki hak eksklusif untuk mengeksploitasi proyek emas Awak Mas hingga tahun 2050.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com