Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Manfaatkan Platform Digital, Dapur GG Bertransformasi Jadi UMKM Lokal yang Mumpuni

Kompas.com - 28/06/2021, 20:14 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesuksesan berbisnis kuliner ternyata tidak selalu diraih dengan membuka restoran yang keren dan menu yang "wah". Setidaknya itulah yang dibuktikan oleh Adhitya Citra, pemilik kedai kuliner Dapur GG. 

Dapur GG dirintis Adhitya bersama istrinya pada 2016 di garasi rumah. Kemudian, mereka membuka kedai pertama di sebuah gang kecil di kawasan Padasuka, Bandung. Menu yang ditawarkan pun cukup sederhana dan umum, yakni ayam geprek.

Pria yang akrab disapa Adhit tersebut tak pernah menyangka, bisnis sederhana yang ia rintis berhasil mengantarnya menjadi pemilik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mumpuni di bidang kuliner.

Keberhasilan itu tak lepas dari inovasi produk dan cara berbisnis. Mengetahui bahwa menu ayam geprek telah menjadi tren dan banyak yang menjajakan, ia bereksperimen dengan menciptakan beragam bumbu geprek.

Selain itu, Dapur GG pun mengikuti tren kuliner yang sedang digemari konsumen. Saat minuman Thai Tea populer, Dapur GG turut menyajikannya. Untuk memudahkan konsumen memilih menu, Dapur GG pun menyediakan paket bundle

Sementara itu, untuk mengembangkan cara berbisnisnya, Adhit memutuskan untuk memanfaatkan platform online, yakni GrabFood.

Baca juga: Tips Berbisnis Bagi Pemula Ala Bos Grab Indonesia

“Salah satu inovasi yang saya lakukan adalah memilih menjadi merchant GrabFood untuk meningkatkan skala bisnis. Pilihan itu terbukti tepat karena kios kecil kami dapat tumbuh pesat dengan memanfaatkan peluang digital,” ujar Adhitya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (28/6/2021).

Perjalanan sukses Dapur GG bermula dari situ. Dengan menjadi mitra merchant GrabFood, Ayam Geprek Dapur GG dapat menjangkau konsumen lebih luas di Bandung. 

Ia terkenang perasaan bahagia saat pertama kali menerima pesanan melalui GrabFood. Adhit bercerita, pelanggan Grabfood pertamanya berdomisili di Lembang, Bandung Utara.

"Kami merasa gembira karena artinya konsumen memiliki keinginan untuk mencoba menu Dapur GG, meskipun jaraknya cukup jauh dari domisili mereka," kata Adhit.

Setelah itu, ia pun tak jarang menerima pesanan dari berbagai wilayah lainnya. Salah satunya, Kopo yang sudah termasuk wilayah pinggiran Kota Bandung.

Hingga saat ini, Dapur GG terhitung telah bergabung dengan platform Grab selama tiga tahun. Keputusannya untuk memanfaatkan peluang digital melalui platform Grab membuat bisnisnya terus berkembang. 

Baca juga: Grab Tingkatkan Peluang Ekonomi dan Akses Layanan Keuangan di Perbatasan Indonesia

Adhit mengatakan, sebelum membuka Dapur GG, ia sempat memiliki bisnis lain dan terjerat utang yang cukup besar untuk memenuhi modal usaha.

Pengalaman mengembangkan Dapur GG membuatnya memahami bahwa dalam mengembangkan dan mempertahankan bisnis modal besar bukanlah penjamin kesuksesan. Ia menyadari, inovasi, pengembangan soft skill, dan kemitraan lebih penting dari itu.

“Kini, perkembangan bisnis Dapur GG membawa optimisme bagi kami untuk terus mengembangkan bisnis lebih jauh,” ujar Adhitya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com