Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Bergantung pada Program Vaksinasi

Kompas.com - 29/06/2021, 14:14 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemulihan global terlihat semakin kuat menjelang akhir kuartal II tahun ini. Wealth Management Head, Bank OCBC NISP Juky Mariska mengatakan, pemulihan ekonomi akan bergatung pada program vaksinasi.

Mariska menjelaskan, ke depannya para investor tentunya menantikan data pertumbuhan ekonomi yang lebih baik untuk kuartal II tahun 2021.

Sejauh ini, pertumbuhan ekonomi masih menunjukkan tren positif, dan pertumbuhan ekonomi tentunya akan didorong oleh program percepatan vaksinasi.

Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Buka Vaksinasi Gratis, Daftar di Link Berikut

“Vaksinasi yang ditingkatkan dengan target 1 juta dosis per hari diperkirakan dapat tercapai pada pertengahan Juni. Selain itu, realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi telah mencapai 24,6 persen hingga pertengahan Mei 2021,” kata Mariska dalam siaran pers, Selasa (29/6/2021).

Selain vaksinasi, menurut Mariska ada beberapa sentimen yang turut mempengaruhi pasar keuangan Indonesia, yakni perkembangan seputar kasus Covid-19 yang melonjak di beberapa negara Asia.

Selain itu, pasar juga dipengaruhi oleh kekhawatiran inflasi AS yang meningkat, dan volatilitas pada mata uang crypto juga masih menjadi perhatian akhir-akhir ini.

Mariska menyebut pasar obligasi masih menarik, setelah imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah turun -0,6 persen ke level 6.422 persen di akhir bulan Mei lalu. Suku bunga acuan yang rendah juga membuat pasar obligasi Indonesia kian menarik.

“Hal ini juga terlihat dari demand investor pada lelang pada akhir bulan Mei, yang mana incoming bid mencapai Rp 78 triliun, naik sangat signifikan dibandingkan lelang-lelang sebelumnya. Imbal hasil US Treasury yang melandai turut membuat inflow pada pasar obligasi membaik,” tambah dia.

Sementara untuk pasar saham, sepanjang bulan Mei, IHSG membukukan pelemahan -0,80 persen, ditutup di level 5.947. Menurut dia, IHSG masih belum mampu menguat diatas level psikologis 6.000.

Baca juga: Sandiaga Uno: Wisata Berbasis Vaksin Bantu Percepatan Vaksinasi Covid-19

“Para pelaku pasar selama bulan lalu terlihat wait and see akan kasus Covid-19 dari dalam negeri, terutama dampaknya setelah libur panjang lebaran. Kami melihat adanya potensi penguatan pada IHSG seiring dengan aktivitas ekonomi yang semakin membaik,” jelas dia.

Di sisi lain, Mariskan juga menyebut adanya penambahan sektor baru, yaitu health care dan technology pada indeks diharapkan akan mendorong kembalinya likuiditas pada IHSG. Ia memperkirakan IHSG akan berada di rentang 5.900 – 6.300 dalam jangka pendek ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com