Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Sibling Rivalry, Dekat Saling Benci tapi Saat Jauh Saling Mencari

Kompas.com - 30/06/2021, 05:05 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Sibling rivalry atau persaingan antarsaudara kandung itu memang tidak bisa terhindarkan. Biar bagaimanapun mereka itu 2 orang yang berbeda.

Apalagi jika sudah perkelahian karena ejekan hingga rasa cemburu yang berlebihan atas perhatian yang didapatkan.

Tidak heran jika hadirnya persepsi adanya seseorang dengan cap anak emas kerapkali memunculkan rasa cemburu bagi orang sekitarnyam terlebih jika muncul dalam konteks keluarga kecil.

Akan tetapi, dalam setiap persaingan tersebut semestinya bisa dimaknai --asalkan tidak berlebihan-- sebagai bentuk lain perhatian yang diberikan antarsaudara ini.

1. Hentikan "Sibling Rivalry", Mari Beralih ke "Sibling Harmony"

Sebagai ibu dari beberapa orang putri yang sudah dewasa, ia sering merasa bersalah dan gagal sebagai orangtua ketika melihat hubungan anak-anaknya.

Rivalitas mereka memang tidak kentara, tapi sikap mereka yang saling tidak peduli sesama saudara justru terlihat adanya.

Melihat kondisi seperti itu, Kompasianer Siska Dewi menceritakan tentang sepuluh bersaudari yang tumbuh bersama di sebuah rumah di pedesaan.

"Sepuluh anak perempuan ini saling menjaga satu sama lain dan tidak terganggu oleh masalah orangtua mereka, terlepas dari kemiskinan serta tidak adanya kedamaian yang diteladankan oleh orangtua," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Dari Kacamata Si Bungsu yang Tak Kenal Sibling Rivalry

"Kami tak berbagi masa kecil atau mainan yang sama. Pun juga masa-masa remaja dan masa puber, tak dilalui bersama," tulis Kompasianer Novi Setyowati.

Hal tersebut dialami Kompasianer Novi Setyowati karena statusnya sebagai anak bungsu di rumah. Ketika masih kecil, kedua kakaknya justru sibuk dengan sekolah dan perkuliahan.

Jadi, hubungan antarsaudara kandung ini memang terberbagi ruang dan waktu yang sama.

Namun, ada satu hal penting yang mulai Kompasianer Novi Setyowati sadari setelah beranjak dewasa.

"Yakni, daripada sibling rivalry, saya justru melihat banyak pembelajaran dari perbedaan karakter dan cara menyikapi permasalahan dalam kehidupan dari persaudaraan ini," tulis Kompasianer Novi Setyowati. (Baca selengkapnya)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com