BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Gojek

Penumpang Gojek: Gara-gara Corona, Bukan Cuma 5M, bahkan sampai 10M Saya Terapkan

Kompas.com - 01/07/2021, 07:01 WIB
Aningtias Jatmika,
Sheila Respati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sudah lebih dari satu tahun seluruh lapisan masyarakat berjuang di tengah situasi pandemi Covid-19. Tak terkecuali, para pekerja atau karyawan.

Sejak pandemi, pemerintah memang telah menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) demi memutus mata rantai penyebaran virus corona. Namun, tak dapat dimungkiri, beberapa sektor bisnis tidak bisa sepenuhnya menerapkan kebijakan tersebut.

Beberapa perusahaan kemudian mengadaptasi kebijakan itu dengan skema WFH secara bergantian. Sebagai contoh, 50 persen karyawan bekerja dari kantor dan sisanya menjalankan WFH.

Hal tersebut turut dirasakan Arasy Nur (25) yang bekerja di perusahaan aplikasi web novel. Beberapa bulan terakhir, kantor tempatnya bekerja mulai memberlakukan skema WFH 50:50.

“Awalnya cukup khawatir untuk lebih sering keluar rumah mengingat saya memiliki riwayat penyakit asma,” ujar Arasy saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (21/6/2021).

Sebagaimana diketahui, asma merupakan salah satu penyakit penyerta atau komorbid yang bisa memperparah kondisi seseorang saat terpapar virus corona. Oleh karena itu, protokol kesehatan (prokes) ia terapkan dengan ketat.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Masyarakat Diminta Perketat Penerapan Prokes

“Gara-gara corona, bukan cuma 5M, bahkan sampai 10M (prokes) saya terapkan saat (harus) bekerja dari kantor,” katanya sambil tersenyum.

Sebagai informasi, prokes 5M terdiri dari mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Arasy menjelaskan, dari prokes 5M, ia pun menambahkan lima item lagi, yakni membersihkan barang setelah digunakan di luar rumah, mengonsumsi makanan bergizi, menghindari stres, meruntinkan olahraga, dan membawa perlengkapan pribadi.

Selain itu, untuk menerapkan prokes jaga jarak dengan lebih ketat, Arasy memilih untuk menggunakan jasa transportasi online, seperti Gojek. Transportasi ini dinilai lebih aman karena ia tidak perlu berdesakan dengan penumpang lain.

Kemudian, Arasy juga dapat melihat informasi mengenai suhu tubuh pengemudi dan kebersihan kendaraan secara langsung melalui aplikasi Gojek.

Baca juga: Jadi Andalan, 5 Layanan Gojek Meningkat Penggunaannya Selama Pandemi)

Bahkan, hampir seluruh armada GoCar telah memasang sekat pelindung atau partisi untuk melindungi kontak dengan penumpang.

“Penerapan prokes (Gojek) jelas lebih ketat. Saya merasa semakin aman dan nyaman saat keluar rumah,” cerita Arasy.

Di samping itu, Arasy juga semakin merasa aman setelah mengetahui bahwa mitra pengemudi atau driver Gojek juga sudah menerima vaksinasi. Status vaksinasi ini dapat dilihat melalui halaman order setelah penumpang mendapatkan driver.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah memulai program vaksinasi Covid-19 sejak Januari 2021. Secara bertahap, program ini akan diberikan kepada seluruh masyarakat secara gratis.

Sebagai dukungan terhadap program tersebut sekaligus melindungi keselamatan penumpang dan mitra pengemudi, Gojek bekerja sama dengan Halodoc serta pemerintah pusat dan daerah menyelenggarakan program vaksinasi bagi mitra pengemudi Gojek.

Program vaksinasi Gojek bekerja sama dengan Halodoc serta pemerintah pusat dan daerah.Gojek Indonesia Program vaksinasi Gojek bekerja sama dengan Halodoc serta pemerintah pusat dan daerah.

Adapun program tersebut telah berlangsung selama empat bulan terakhir di 33 kota besar di Indonesia. Program ini akan terus berjalan hingga semua mitra pengemudi di seluruh Indonesia mendapatkan vaksin Covid-19.

Baca juga: Gojek Targetkan Vaksinasi 2.000 Mitra Driver Per Hari

Pengguna Gojek, termasuk Arasy yang juga sudah divaksin, menjadi merasa aman dan nyaman saat menggunakan layanan transportasi online.

“Sekarang saya jadi menerapkan prokes 11M karena ditambah dengan melaksanakan program vaksinasi, seperti halnya Gojek” imbuh Arasy.

Jika seluruh lapisan masyarakat, termasuk para pekerja dan insan transportasi, menerapkan protokol kesehatan dengan ketat sekaligus mengikuti program vaksinasi, mata rantai penyebaran virus corona dapat terputus dan situasi pandemi segera terlewati.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com