KOMPASIANA---Penyebaran Covid-19 yang menyebabkan di sejumlah daerah, di antaranya wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mengalami lonjakan kasus.
Melihat masifnya penyebaran virus, mendorong beberapa kantor mulai menerapkan pembatasan kegiatan di tempat kerja.
Kita memang telah beradaptasi tentang cara tetap produktif meski bekerja dari rumah, tapi selama itu juga kita mendapati masalah-masalah baru.
Sebagian masyarakat yang menjalani WFH justru mengalami gangguan ringan terhadap kesehatan mental hingga koordinasi antar-divisi yang kurang.
1. Ketakutan Bos Ketika Karyawannya WFH
Tidak hanya perubahan, tetapi pandemi covid-19 juga telah menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan hingga menjadi paranoid bagi dunia usaha.
Penerapan WFH , misalnya, menurut Kompasianer Yupiter Gulo telah menciptakan situasi yang tidak nyaman bagi semua pihak.
"Ketika WFH merupakan model baru dalam dunia kerja harus diakui bahwa, beberapa bos perusahaan tetap khawatir bahwa mengizinkan katyawannya untuk bekerja dari rumah akan merugikan bisnis mereka," lanjutnya.
Ketakutan para pemimpin perusahaan ini bisa dari kehilang kontak, produktivitas, hingga kendali.
Ketakutan WFH bahwa karyawannya tidak benar-benar bekerja, atau sedang bersantai bahkan liburan di sebuah pulau atau pintai misalnya, menjadi kecurigaan si Bos yang sangat wajar. (Baca selengkapnya)
2. Memahami 6 Perilaku Pemimpin yang Disukai Karyawan
Permasalahan di dalam organisasi tidak melulu terletak pada karyawan, tapi dapat juga terjadi pada para pemimpin pada tingkatan menengah organisasi.
Lemahnya pemimpin puncak, tulis Kompasianer Kris Banarto dapat ditutupi oleh para manajer yang kuat karena mereka memegang kendali karyawan secara langsung pada setiap departemen.
Akan tetapi, perilaku pemimpin belum sesuai dengan harapan karyawan. Para karyawan merasa tidak nyaman bekerja dan sulit untuk tetap bertahan.
"Namun kepemimpinan yang baik akan menyebabkan kepuasan kerja dan karyawan tetap bertahan," tulis Kompasianer Kris Banarto.