Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Kita Tak Pernah Prediksi Setelah Juni Kasus Covid-19 Naik Lagi

Kompas.com - 01/07/2021, 15:46 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Bidang Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir tidak pernah diprediksi sebelumnya.

“Jujur kita juga tidak pernah memprediksi setelah Juni tahun ini, keadaan ini terjadi lonjakan lagi, karena inilah yang kita ketahui baru,” kata Luhut dalam konferensi pers mengenai implementasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Kamis (1/7/2021).

Dengan lonjakan kasus Covid-19 di berbagai daerah, akhirnya pemerintah memutuskan menerapkan kebijakan PPKM Darurat di Jawa dan Bali mulai 3 Juli mendatang.

Baca juga: PPKM Darurat, Kapasitas Angkut Taksi Online Dibatasi 70 Persen

Langkah tersebut tak lain dilakukan dalam rangka penanganan Covid-19. Pasalnya, Luhut bilang bahwa masih banyak hal yang sulit diprediksi mengenai Covid-19.

“Jadi banyak ketidakketahuan kita mengenai Covid-19 ini, dan ternyata setelah bulan Juni ini kenaikannya luar biasa,” tandas jebolan prajurit Kopassus ini.

Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan pandemi Covid-19, tetapi di saat bersamaan juga menjaga upaya pemulihan ekonomi.

“Yang penting sekali untuk dipahami, Presiden memberikan instruksi ini bukan sekadar untuk penanganan Covid-19, tetapi juga penanganan khususnya rakyat yang bawah, marjinal. Itu supaya mereka penderitanya jangan bertambah-tambah,” ucapnya.

Baca juga: Aturan PPKM Darurat: Naik Pesawat, Bus, dan Kereta Wajib Pakai Kartu Vaksin

“Ini penting sekali untuk diketahui, bahwa perintah presiden ini loud and clear dan itu diberitahu ke saya. Jadi jangan sampai rakyat ini menderita berkelanjutan,” sambungnya.

Luhut menegaskan, langkah-langkah kebijakan pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah selama masa pandemi menunjukkan keberhasilan.

“Pemulihan ekonomi juga telah terjadi di pertengahan tahun 2021 ini. Jadi kalau ada pengamat berkata begini begitu, saya juga pengen ketemu dia. Ini data yang menunjukkan,” bebernya.

Ia lantas menanggapi kritik sejumlah pengamat yang disampaikan mengenai pemulihan ekonomi. Luhut pun menantang para pengamat agar bertatap muka langsung dengannya.

“Datang saja ketemu saya, saya akan layani untuk bicara di mana. Jadi jangan kita bohongi rakyat itu. Ini data-data saya kira bisa dilihat, pemulihan ekonomi menunjukkan keberhasilan,” bebernya.

Baca juga: PPKM Darurat Berlaku 3 Juli, Pasar hingga Toko Kelontong Wajib Tutup Pukul 20.00

Ia menambahkan, Pemerintah telah melakukan koordinasi untuk menambah dan mempercepat penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) selama PPKM Darurat, terutama untuk melindungi ekonomi masyarakat menengah ke bawah.

Melalui langkah tersebut, dampak PPKM Darurat diharapkan akan bisa dimitigasi dan ekonomi dapat pulih lebih cepat dari sebelumnya.

“Langkah-langkah kebijakan yang dilakukan pemerintah selama masa pandemi ini, selama masa pandemi ini kita berhasil, Presiden berhasil. Semua bernavigasi di antara keadaan-keadaan yang sulit. Pemerintah telah melakukan koordinasi untuk menambah dan mempercepat Bansos selama PPKM Darurat, terutama untuk melindungi masyarakat menengah ke bawah,” katanya.

Baca juga: Luhut Minta 90 Persen Produksi Oksigen untuk Kebutuhan Medis

“Jadi Presiden mendengarkan masyarakat menengah ke bawah untuk betul-betul harus dilindungi. Melalui langkah tersebut dampak PPKM Darurat akan dimitigasi dan recovery ekonomi kita juga dapat pulih lebih cepat dari sebelumnya,” lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com