Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei IDEAS: Pengeluaran Rokok Keluarga Miskin 2,5 Kali Lebih Besar dari Tagihan Listrik

Kompas.com - 01/07/2021, 20:23 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono mengatakan, bagi keluarga miskin perokok, rokok telah menjadi kebutuhan dasar setara dengan kebutuhan pangan.

Pengeluaran untuk rokok bagi keluarga miskin menjadi prioritas mencapai Rp 400.000 per bulan, dan tidak tergeser bahkan ketika pandemi Covid-19 menerpa.

"Pengeluaran rokok keluarga miskin setara dengan sepertiga pengeluaran untuk makan sehari-hari dan 2,5 kali lebih besar dari tagihan listrik," ungkap Yusuf dalam keterangan tertulis, Kamis (1/7/2021).

Baca juga: Survei: 77,1 Persen Keluarga Miskin Tak Kurangi Konsumsi Rokok Selama Pandemi

Sementara, profil keluarga miskin perokok rata-rata berpendidikan tamatan SMP dengan besaran 75 persen dan berprofesi sebagai pedagang, buruh bangunan, buruh lepas, dan bekerja serabutan.

"Secara ironis, 17,9 persen dari kepala keluarga miskin dengan perokok, berstatus tidak bekerja," kata Yusuf.

Kemampuan perokok miskin untuk terus merokok bahkan di masa pandemi banyak terdorong oleh harga rokok yang murah sehingga terjangkau oleh kelompok miskin.

Selain itu juga distribusi penjualan yang masif nyaris tanpa batas, di mana sebagian besar jalur distribusi rokok dilakukan melalui jalur ritel tradisional.

"Penjualan jalur ritel tradisional ini tidak hanya menjual rokok per bungkus namun juga secara ketengan (per batang), yang kian memudahkan perokok muda dan perokok termiskin sekalipun untuk tetap terus merokok," imbuh dia

Baca juga: Bank Dunia Rekomendasikan Indonesia Naikkan Tarif Cukai Rokok Untuk Dongkrak Pendapatan Negara

Yusuf berpendapat, pengeluaran utama keluarga miskin nonperokok secara umum lebih rendah dari keluarga miskin perokok.

Namun, dengan tidak adanya beban pengeluaran rokok, keluarga miskin nonperokok dapat memfokuskan belanja keluarga pada kebutuhan utama.

Proporsi pengeluaran keluarga miskin nonperokok untuk pangan, sewa rumah dan pendidikan anak secara konsisten lebih tinggi dari keluarga miskin perokok, baik sebelum maupun saat pandemi.

Dari komparasi pengeluaran keluarga miskin perokok dan nonperokok ini juga terlihat bahwa untuk bisa merokok dibutuhkan daya beli yang cukup memadai.

Namun demikian, terdapat kasus keluarga miskin perokok tidak memiliki pengeluaran rokok sama sekali, di mana konsumsi rokok sepenuhnya bergantung pada pemberian orang lain.

Baca juga: Bank Dunia Rekomendasikan Indonesia Naikkan Tarif Cukai Rokok Untuk Dongkrak Pendapatan Negara

"Menjadi terlalu miskin akan menghalangi seseorang untuk menjadi perokok. Dengan adanya pengeluaran rokok yang signifikan, pengeluaran keluarga miskin perokok lebih tinggi hingga 20 persen dari pengeluaran keluarga miskin nonperokok, baik sebelum maupun di saat pandemi," sebut Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Whats New
Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Whats New
Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program 'Well-Being'

Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program "Well-Being"

Whats New
CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

Whats New
Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Whats New
Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Whats New
Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Whats New
Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Whats New
3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

Whats New
IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling 'Boncos'

IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling "Boncos"

Whats New
10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Whats New
Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Whats New
Rupiah 'Ambles', Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Rupiah "Ambles", Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Whats New
Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com