Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN LOVE KOMPASIANA] Mengatasi Bosan dengan Pasangan | Patah Hati Sebelum Memiliki | Waspadai Jebakan "Cloaking

Kompas.com - 02/07/2021, 10:16 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Apakah tanda akan berakhirnya hubungan jika satu di antara pasangan sudah mulai jenuh dan bosan?

Bila sudah mulai merasa gelisah atau menghindar dari pasangan, misalnya, itu bisa jadi tanda-tanda kebosanan dalam hubungan.

Efeknya bisa berupa enggan membalas pesan hingga mencari alasan jika diajak bertemu karena memang tidak mau.

Tidak ada yang sama ketika pertama bertemu. Tapi, bisakah kebosanan dapat diminimalisir dalam hubungan percintaan?

1. Cara Mengatasi Rasa Bosan dalam Hubungan, Jangan Keburu Putus!

Rasa bosan merupakan hal yang wajar dalam sebuah hubungan. Komunikasi intens yang setiap hari dilakukan kadang mengundang rasa bosan terhadap hubungan yang terus berjalan konstan.

Hal ini yang menjadi bukti kuatnya hubungan adalah cara menyikapi dikala rasa bosan datang.

Namun jika kamu masih bingung cara mengatasi bosan dalam sebuah hubungan, cobalah tips dari Kompasianer Qiqi Nur Indah ini.

Pertama, cobalah pergi ke tempat pertama kali berkencan.

"Sembari ke tempat pertama berkencan, mengobrol sesuatu tentang kenangan pertama kali bertemu juga dapat menjadi obat di kala bosan," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Mengapa Bisa Patah Hati Sebelum Memiliki?

Patah hati merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak bisa bersama dengan orang yang dicintai atau disukainya.

Bahkan patah hati dianggap sebagai proses untuk mendapatkan pasangan yang terbaik, mungkin itu sisi positifnya.

Namun, ada yang menggelitik bagi Kompasianer Sri Pujiati: merasa patah hati tetapi juga bagi mereka yang belum memiliki atau belum menjalin hubungan.

Terkadang memang begitulah adanya, hal tersebut bisa bermula karena ekspektasi terlalu tinggi kepada orang yang disukai.

Padahal, msialnya, orang yang kamu sukai belum tentu memiliki perasaan apapun padamu.

"Hal ini biasanya sering terjadi, apalagi jika orang yang kamu cintai berada di tempat yang sama denganmu, seperti di kantor yang sama atau sekolah yang sama," tulis Kompasianer Sri Pujiati. (Baca selengkapnya)

3. Waspadai Jebakan "Cloaking", Berikut 3 Tips Menghadapi Para Pelakunya

Cloaking ini, menurut Komapsianer Desy Indah Hani bisa dikatakan lebih "parah" daripada ghosting karena telah menutup seluruh akses komunikasi dari objek sasarannya.

Sederhananya, kata "cloaking" sama dengan kata "penyelubungan", yang bisa saja menjadi "menyembunyikan ataupun menutupi" sesuatu hal.

Mencari tahu alasan dari seorang cloaker bisa dikatakan cukup sulit, karena dirinya telah menutup seluruh akses komunikasi yang ada.

"Akan tetapi bila sejak awal berkenalan keduanya telah saling memberitahukan sesosok sahabatnya masing-masing, begitu pula dengan sebaliknya," tulis Komapsianer Desy Indah Hani.

Cara cloaking ini bagaikan sebuah prank yang sulit diterima dengan akal sehat, setidaknya, apabila tidak bisa berjumpa di saat yang telah ditentukan. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com