Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Karma Baik karena Kata-kata Sendiri

Kompas.com - 02/07/2021, 14:14 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Semua orang bisa dan pasti berubah, dari sikap maupun perkataannya. Semula yang tidak suka menjadi suka ataupun sebaliknya.

Akan tetapi hal itu tidak terjadi begitu saja. Ada proses yang mesti dijalani maupun pengalaman yang membuatnya mengetahui hal baru yang dulu tidak pernah diketahui.

Ini tentu wajar, karena manusia bertumbuh dan berkembang setiap harinya dan mengalami banyak fase hidupnya. Ini termasuk kepribadian, tentu saja.

Oleh karena itu seiring bertambahnya usia pola pikir dan kepribadian berubah.

1. Termakan Kata-kata Sendiri

Kompasianer Iin Andini menceritakan pengalamannya ketika menjalani hubungan jarak jauh dengan pacarnya.

Namun, dulu, sebelum itu Kompasianer Iin Andini merasa heran ketika teman-teman kuliahnya selalu sibuk teleponan dengan pacarnya.

Jika ada jadwal kuliah pagi, sebelum masuk kelas menelepon; pas kuliah sms-an; selesai kuliah, pasti menelepon lagi.

Pada momen seperti itulah, akhirnya Kompasianer Iin Andini merasakan apa yang dilakukan temannya dulu, saat memiliki pasangan --walaupun LDR-an.

"Pada akhirnya, apa yang dilakukan teman saya menjadi kebiasaan saya pada awal-awal kami pacaran," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Karma Baik Itu Datangnya Hari Ini

Karma itu, menurut Kompasianer Hendra Setiawan sebagai hubungan sebab-akibat. Kalau orang melakukan kebaikan, misalnya, niscaya akan dibalas dengan kebaikan.

Melalui tulisannya, Kompasianer Hendra Setiawan mencontohkan dengan mengingat 2 pelajaran sewaktu SMP yang begitu disukai (Kimia) maupun tidak (Bahasa Indonesia).

"Dulu waktu SMP, pelajaran Bahasa Indonesia, ketika membahas tema penggunaan SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan) dalam sebuah tata kalimat, rasanya ingin segera berlalu saja," tulisnya.

Akan tetapi hal tersebut berubah 180 derajat saat iseng-iseng membuat artikel lalu dikirimkan ke majalah internal organisasi. Artikelnya dimuat dan begitu senang hari itu. (Baca selengkapnya)

3. Mengapa Kita Benci Membaca Buku?

Bagi yang gemar membaca buku mungkin akan berpikir bahwa orang-orang pembenci buku itu sedang tersesat dan terisolasi di daerah terpencil Antartika.

Tetapi, tulis Kompasianer Andi Firmansyah, kenyataannya tidak; mereka tinggal di antara kita.

Maka, ini jadi pertanyaan yang menarik: jika ada orang yang suka membaca buku, mengapa ada orang yang tidak suka membaca buku?

Hal yang kentara menurut Kompasianer Andi Firmansyah yaitu karena mereka yang tidak suka membaca buku karena mengalami pengalaman dengan buku yang membosankan.

"Pelajar kita yang kebanyakan tidak punya latar belakang kebiasaan membaca buku harus langsung dihadapkan pada buku-buku rujukan pembelajaran yang bahasanya formal," tulisnya.

Hal tersebut menjadi "kaku" untuk dimengerti dan membosankan untuk mereka. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com